PPDB Al Bina Islamic School 25-26
Assalamualaikum, Ayah Bunda saya dengan ustadzah Niar dari sekolah Al Bina Islamic School Pangkalpinang. Ada yang bisa kami bantu?
2:53
Diwajibkan kepadamu untuk bersikap baik terhadap tetangga. Karena sesungguhnya mereka mempunyai hak yang besar. Allah berfirman: وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh” (QS. al-Nisa: 36) Disebutkan juga dalam hadis: اَحْسِنْ مُجَاوَرَةَ مَنْ جَاوَرَكَ تَكُنْ مُسْلِمًا. مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الْاخِرِ : فَلْيُحْسِنْ اِلَى جَارِهِ “Berbuat baiklah kepada tetanggamu, maka engkau akan menjadi seorang muslim yang sejati. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbuat baik kepada tetangganya.” Hormatilah tetanggamu dan berhati-hatilah jangan sampai bertengkar dengan mereka, menyombongkan diri kepada mereka, menghina mereka atau mengolok-olok mereka. Dan hindarilah juga: untuk menyakiti mereka dengan mengeraskan suaramu. Terlebih lagi pada waktu istirahat mereka atau ketika mereka sedang sakit. Atau dengan memata-matai mereka dari atap. Atau dibalik dinding atau pintu supaya kamu tahu tentang keadaan mereka atau untuk mendengar percakapan mereka. Allah berfirman: وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ “Dan janganlah kalian mencari-cari keburukan orang lain” (QS. al-Hujurat: 12) Dalam hadis Nabi diterangkan: مَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ، وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، صُبَّ فِي أُذُنَيْهِ الْآنُكُ (اَىِ الرَّصَاصَ) يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak suka (kalau didengarkan selain mereka), maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat.” Apabila engkau mempunyai makanan yang lebih maka kirimkanlah tetanggamu. mulailah dengan yang paling dekat maka kamu akan menjadi dekat. Dan dalam hadis disebutkan: عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي جَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِي، قَالَ: «إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا» “Dari Aisyah r.a berkata: “Aku mengatakan, Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai dua tetangga maka kepada siapa aku memberi hadiah?” Rasulullah menjawab “kepada yang paling dekat pintunya darimu”. Apabila engkau membuat kuah daging, maka jangan mengganggu mereka dengan aromanya. Kecuali engkau memberi kuah itu kepadanya. Al- Qutar maksudnya adalah aroma daging dan sate. Rasulullah Saw bersabda: مَا آمَنَ بِي مَنْ بَاتَ شَبْعَانَ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يَعْلَمُ "Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang pada malam harinya dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar dan dia mengetahuinya." Dalam hadis lain disebutkan: يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ، لَا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ "Hai wanita-wanita muslimat, janganlah seorang tetangga itu menghinakan kepada tetangganya yang lain, sekalipun yang dihadiahkan itu berupa kaki kambing”. Ketahuilah, bahwasannya tetangga itu terbagi menjadi tiga macam. Sebagaimana disebutkan dalam hadis: جَارٌ لَهُ حَقٌّ وَاحِدٌ وَجَارٌ لَهُ حَقَّانِ وَجَارٌ لَهُ ثَلَاثَةُ حُقُوقٍ. فَالْجَارُ الَّذِي لَهُ ثَلَاثَةُ حُقُوقٍ : الْجَارُ المُسْلِمُ، ذُو الرَّحِمِ فَلَهُ حَقُّ الْجِوَارِ، وَحَقُّ الْإِسْلَامِ ، وَحَقُّ الرَّحِمِ. وَأَمَّا الَّذِي لَهُ حَقَّانِ فَالْجَارُ الْمُسْلِمُ، لَهُ حَقُّ الْإِسْلَامِ. وَأَمَّا الَّذِي لَهُ حَقٌّ وَاحِدٌ: فَالْجَارُ الْمُشْرِكُ “Ada tetangga yang mempunyai satu haq, dua haq, dan tiga haq. Maka tetangga yang mempunyai tiga haq yaitu tetangga yang muslim, mempunyai hubungan kerabat, ia mempunyai haq sebagai tetangga, haq islam dan hak kerabat. Adapun tetangga yang mempunyai dua hak, yaitu tetangga yang muslim dia mempunyai hak tetangga dan hak islam. adapun yang memiliki satu hak, yaitu tetangga yang musyrik.” Menyakiti tetangga adalah dosa besar. Rasulullah Saw bersabda: لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ "Tidak akan masuk syurga orang yang tetangganya itu tidak aman akan kejahatannya." Bawaiq, artinya berbagai macam tipu daya serta kejahatan. Apabila ia dicoba dengan tetangganya yang jahat. Maka bersabarlah atas gangguan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka. Jangan mengikuti perilaku mereka yang buruk sehingga kamu selamat dari kejahatan mereka. Dan menjauhlah dari pergaulan anak-anak mereka. Agar kamu tidak meniru watak mereka yang buruk. Maka kamu akan menjadi buruk seperti mereka. Penyair berkata : اِذَا جَارَيْتُ فِىْ خُلُقٍ دَنِيْئأً "Apabila engkau bertetangga dengan orang yang berakhlaq buruk, maka engkau dan tetanggamu itu sama."
1. Ada seorang wanita pada jaman Rasulullah saw yang selalu berpuasa pada siang hari dan solat pada malam hari, akan tetapi sayangnya belum terbentuk akhlanya, ia sering menyakiti tetangganya dengan ucapannya, dan kemudian mereka mengabarkan tentang perempuan tersebut kepada Nabi saw, kemudian Rasul berkata "tidak ada kebaikan padanya, dan dia ahli neraka". 2. Berkata seorang mujahid "aku bersama Abdillah bin Umar dan anak muda yang sedang menguliti kambing", Abdullah berkata padanya "wahai anak muda ketika menguliti maka mulailah dengan tetangga kami seorang yahudi sampai mengatakannya berkali-kali, maka aku berkata kepadanya "kamu bilang ini?", maka berkata "sesungguhnya Rasullah saw selalu mewasiatkan kepada kami untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai kami takut bahwa nabi mewariskannya". 3. Dan mengeluh sebagian mereka, banyaknya tikus di rumahnya, maka berkata kepadanya "seandainya kamu punya kucing", dan berkata "aku khawatir jika kucing mendengar suara tikus, lalu kabur kerumah tetangganya, aku lebih mencintai tikus-tikus itu, daripada mencintai diriku sendiri". 4. di ceritakan bahwa Imam Abu Hanifah rohimahullah, mempunyai tetangga yang dengki, dia menyakitinya dan memfitnahnya, akan tetapi dia sabar kepada tetangganya, jika Imam Abu Hanifah melewati rumahnya dan mengucapkan salam, tetangga itu tidak pernah membalas salamnya, maka imam Abu Hanifah diperingatkan oleh sebagian tetangganya yang lain atas kesabaran Abu Hanifah terhadap tetangganya yang dengki itu, dan berkata "sesungguhnya tetangga itu mempunyai hak".
Wajib bagi anak perempuan memperlakukan Pembantunya dengan perilaku yang baik, berbicaralah kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut. Jika memerlukan sesuatu terhadapnya janganlah meminta dengan keras, membentak atau dengan sombong. Ketika kamu mengetahui ia berbuat salah, tegurlah dengan lemah lembut dan berilah toleransi, karena kita tahu bahwa manusia adalah tempat salah dan lupa. Apabila kamu memanggil Pembantu dan ia tidak langsung menjawab atau kamu menyuruhnya melakukan sesuatu dan dia melakukannya dengan lamban maka jangan terburu-buru kamu mencelanya. Mungkin ia tidak mendengar suaramu, atau ia sedang sibuk. Jadilah orang yang pemaaf atas kesalahan yang diperbuat oleh Pembantu. Pada umumnya mereka tidak sopan. Oleh karena itu maafkan mereka jika mereka merusakkan sesuatu. Dalam hadis diterangkan: لَا تَضْرِبُوا إِمَاءَكُمْ عَلَى كَسْرِ إِنَائِكُمْ فَإِنَّ لَهَا آجَالًا كَآجَالِكُمْ. "Jangan kalian pukul Pembantu kalian jika ia memecahkan wadahmu. Karena sesungguhnya ia mempunyai kehormatan seperti kehormatanmu” Apabila pembantumu memberikan pelayanan yang baik jangan lupa untuk berterimakasih atas kebaikannya. Berilah dia penghargaan atas pelayanannya. Allah berfirman: هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (QS. al-Rahman:60) Jangan perlihatkan apapun rahasia rumah kepada pembantumu, agar tidak membuka peluang untuk pencurian. Jangan bergantung pada mereka dalam segala hal. Berhati-hatilah dengan mereka, Jangan duduk dengannya untuk bercanda dan berbicara yang sia-sia. Jangan sampai kamu meniru tabiatnya dan jangan sampai dia berani berbuat buruk terhadapmu. Apabila kamu duduk bersamanya karena suatu keperluan seperti menasehatinya atau mengajarinya tentang perkara agama maka yang demikian itu tidak mengapa. Justru hal ini yang diperlukan. Jangan sekali-kali engkau mendhalimi pembantu dengan menyuruhnya melakukan pekerjaan diluar batas kemampuannya. Atau tidak memberikan upahnya atau mengulur-ulur waktu pemberiannya. Dalam hadis disebutkan: "أَعْطُوا اْلأَجِيْرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ" “Berilah upah kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum keringatnya kering.” atau membayarnya dengan upah yang pantas ia dapatkan. Disebutkan pula dalam hadis: ظُلْمُ اْلاَجِيْرُ أَجْرَهُ مِنَ اْلكَبَائِرِ “mendhalimi pekerja mengenai upahnya termasuk dosa besar” Atau memukulnya tanpa haq. Dalam hadis lain disebutkan: مَنْ ضَرَبَ سَوْطًا ظُلْمًا : اُقْتُصَّ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Barangsiapa yang memukul dengan cambuk secara aniaya ia akan dibalas ata perbuatan itu pada hari kiamat”
Rasulullah Saw tidak pernah membentak pembantunya sekalipun. Anas Bin Malik r.a berkata “Aku melayani Nabi Muhammad Saw selama sepuluh tahun. Dan beliau tidak pernah berkata ah kepadaku sekalipun. Dan beliau tidak pernah berkata sesuatu kepadaku tentang apa yang aku kerjakan: kenapa kamu melakukan itu? Dan beliau tidak pernah berkata kepadaku terhadap sesuatu yang aku tinggalkan: kenapa kamu meninggalkannya? Dan isteri-isteri beliau tidak pernah berkata kepadaku kecuali berkata: tinggalkan itu sesungguhnya semua ini sudah ditakdirkan Allah.” Telah diriwayatkan bahwasannya Sayyidina Ali r.a ketika memanggil pembantunya dan pembantunya itu tidak menjawab. Maka Sayyidina Ali r.a memanggilnya dua sampai tiga kali. Jika tidak menjawabnya lagi lalu beliau mendatanginya. Dan melihatnya sedang berbaring. Maka beliau bertanya “apakah engkau mendengar wahai pembantu?” pembantu menjawab “iya”. kemudian Ali bertanya “Mengapa engkau tidak menjawab ketika aku memanggilmu?” pembantu menjawab “karena aku merasa aman dari hukumanmu maka akupun bermalas-malasan” maka beliau berkata “pergilah! Sesungguhnya engkau bebas karena Allah SWT”. Dan diriwayatkan dari Qais bin Ashim, bahwasannya pada suatu hari ia sedang duduk di rumahnya, tiba-tiba datang kepadanya seorang perempuan dengan membawa alat pemanggang daging yang ada dagingnya tiba-tiba jatuh dari tangannya hingga menimpa anaknya lalu meninggal dunia. Maka itupun terkejut. Kemudian Qais berkata kepadanya: “Janganlah engkau merasa takut.” Maka ia memaafkan itu dan membebaskannya karena Allah ta’ala.
1) Sesungguhnya orang yang paling dekat denganmu setelah kedua orangtuamu dan saudara-saudaramu adalah saudara-saudara dari ayahmu dan saudara-saudara dari ibumu. Disebutkan di dalam hadist : الخالة بمنزلة الأم، عم الرجل صنو أبيه، ابن أخت القوم منهم. “bibi (saudara perempuan ibu) itu sederajat dengan ibu, paman (saudara laki-laki ayah) adalah seseorang yang sederajat dengan ayah, putra saudara perempuan dari suatu kaum adalah termasuk dari golongan mereka.” Para kerabatmu mencintaimu dan mencintai ibu bapakmu, maka hal apa sajakah yang harus engkau lakukan terhadap mereka? 2) Yaitu: engkau harus memperlakukan mereka seperti engkau memperlakukan saudara-saudaramu, maka hormatilah orang-orangtua mereka, dan sayangilah anak-anak kecil mereka, dan ucapkanlah salam yang baik ketika bertemu dengan mereka, dengan penuh kegembiraan dan senyuman, dan berbicaralah bersama mereka dengan perkataan yang baik, bukan perkataan yang buruk dan ketika mereka memerintahkanmu maka patuhilah dan janganlah engkau menentangnya, dan dengan hal itu engkau akan mendapatkan akhlak yang baik. Dan ketika mereka membutuhkan sesuatu maka hendaklah engkau bergegas untuk menolongnya dengan usaha yang engkau mampu. 3) Dan janganlah kalian lupa untuk selalu mengunjungi mereka, apalagi dalam waktu-waktu tertentu seperti hari raya dan hari kegembiraan, atau pada saat tertimpa musibah dan kesedihan. tatkala kerabatmu sakit, maka bergegaslah untuk menjenguknya, dan berdo’a untuk kesehatannya. Apabila kerabatmu meninggal dunia maka bersegerlah untuk datang kerumahnya, untuk mendo’akannya agar diberi kasih sayang dan ampunan dan berta’ziyah (berbela sungkawa) kepada anak-anak dan keluarganya serta membantu mereka. Maka dengan demikian itu, mereka akan senang terhadapmu, karena engkau senang jika mereka senang, dan akan sedih jika mereka bersedih, dan mereka mengetahui bahwa engkau adalah anak perempuan yang baik akhlaknya (terdidik) yang menunaikan kewajibannya terhadap kerabatmya. 4) Bersatulah dengan kerabatmu, dan jauhilah segala sesuatu yang menyebabkan perpisahan dan pertengkaran, dan berhati-hatilah jika mendengar berita dari seseorang yang suka menyebar fitnah (hoax), karena ia ingin memisahkan engkau dengan kerabat-kerabatmu. Maafkanlah mereka ketika mereka berbuat kesalahan terhadapmu, dan janganlah engkau dengki terhadap mereka sebab kesalahan itu. Apabila Allah memberikan nikmat kepada mereka, maka tampakkanlah kesenanganmu terhadapnya, dan janganlah engkau iri terhadap mereka. Apabila engkau menjalankan adab-adab ini maka tentulah engkau akan hidup bersama kerabat-kerabatmu dengan rukun dan damai, aman dan bahagia. Kebahagiaan seseorang tergantung kebahagiaan saudara dan keluarganya. Mereka seperti sayap bagi burung, sebagaimana yang dikatakan oleh penya’ir: وإن ابن عم المرء فاعلم جناحه # وهل ينهض البازي بغير جناح؟ Ketahuilah wahai anak manusia, manusia adalah sayap Bisakah burung elang terbang tanpa sayap? 5) Sesungguhnya Allah telah memerintahkan agar berbuat baik terhadap kerabat-kerabat dan menghubungkan mereka dengan orang tua. Allah S.W.T berfirman: وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ (النساء : 36) “dan sembahlah Allah,dan jangan mempersekutukan sesuatu dengan-Nya, dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak serta kerabat-kerabat” dan Allah berfirman: وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ (الإسراء : 26) “Dan berikanlah (sebagian hartamu) kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya”. Dan didalam hadist : وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ والْيوم الآخِر، فَلْيصلْ رَحِمَهُ “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menyambung hubungan kekeluargaan”. maksudnya berbuat baik kepada kerabatnya. Dan bagi orang yang berbuat baik kepada kerabat-kerabatnya: Allah akan meluaskan rezekinya, dan memanjangkan umurnya. Dan dalam hadist: "مَنْ أَحبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ في رِزقِهِ ويُنْسأَ لَهُ في أَثرِهِ فَلْيصِلْ رحِمهُ" “Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya, maka sambunglah silaturahim.” Dan juga Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Dan di hadist: أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَصَبْتُ ذَنْبًا عَظِيمًا فَهَلْ لِي تَوْبَةٌ؟ قَالَ: (هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟) قَالَ: لَا، قَالَ: (هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ؟) قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: (فَبِرَّهَا) “Ada seorang laki-laki mendatangi Nabi SAW dan berkata: “sesungguhnya aku berdosa besar, apakah aku bisa bertaubat? Maka Nabi bertanya: apakah engkau mempunyai ibu?. dia menjawab: tidak, Nabi bertanya: apakah engkau mempunyai bibi. Dia menjawab: iya. Nabi bersabda: maka berbaktilah kepadanya.” 6) Adapun orang yang berbuat buruk kepada kerabat-kerabatnya dan menyakitinya, maka akibatnya yaitu terhalangnya untuk ia masuk surga sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadist: لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَاطِعٌ “tidak masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan”. Allah akan menyegerakan hukuman baginya di dunia dan siksa akhirat yang pedih. Sebagaimana disebutkan di hadist: مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِثْلُ الْبَغْيِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ “Tiada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan Allah hukuman bagi pelakunya disamping hukuman yang disimpan Allah baginya di akhirat daripada kedzaliman dan pemutusan hubungan kekeluargaan”. 7) Apabila kerabatmu berbuat kejahatan kepadamu maka bersabarlah, dan balaslah kejahatan dengan kebaikan. Di dalam hadist: أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ ، وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ؟ فَقَالَ : لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ، وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ “Seorang laki-laki berkata: ya Rasulullah, aku mempunyai kerabat yang aku hubungi sedangkan mereka memutuskan hubungan denganku, aku berbuat baik kepada mereka sedangkan mereka berbuat jahat padaku, aku sabar kepada mereka, tetapi mereka tidak menghiraukanku. Maka Nabi menjawab: jika benar seperti yang engkau ceritakan, maka seakan-akan engkau memberikan abu panas terhadap mereka, dan Allah tetap menolongmu terhadap mereka selama engkau berbuat demikian”. (Dan makna dari تسفهم المل adalah engkau memberikan makan kepada mereka abu panas, dan itu serupa dengan dosa yang besar. Dengan sebab menyakitimu, seperti orang yang merasa sakit ketika memakan abu panas. Dan makna ظهير adalah penolong, maksudnya sesungguhnya Allah menolongmu terhadap mereka.
Sesungguhnya orang yang paling dekat denganmu setelah kedua orangtuamu adalah saudaramu hendaklah kamu memiliki adab terhadapnya untuk mendapatkan ridho Allah kemudian ridho orangtuamu, hiduplah bersama mereka dalam keadaan senang maupun gembira 1. Hormatilah mereka di setiap waktu dan keadaan, cintailah mereka dengan sebenar-benarnya cinta, pada dasarnya kamu dan mereka berasal dari orangtua yang sama , mereka mencintaimu, berharap kamu bahagia maka hiduplah bersamanya dengan harmonis dan bersatu, cegahlah dari sebab terjadinya perbedaan dan perselisihan, tidak membenarkan perkataan orang yang dengki, adu domba, dan memendekan hak-hak mereka. dan bersikap toleran apabila mereka memendekan hak-hakmu. 2. khusus bagi kaka kandungmu baik itu yang laki-laki atau yang perempuan muliakanlah dan hormatilah mereka anggaplah mereka seperti orangtuamu, lakukan nasehat-nasehat mereka, janganlah menentang apa yang mereka perintahkan. dalam hadis disebutkan: حق كبير الاخوة على صغيرهم كحق الولد على ولده “Hak seorang kakak kandung kepada adiknya seperti hak nya orangtua kepada anakanaknya.” 3. Sayangilah adik-adikmu baik itu laki-laki atau perempuan, bergaulah dengan keduanya dengan kasih sayang dan perbuatan baik, berlakulah kamu sama seperti orangtuamu, hal demikian itu untuk menyenangkan keduanya dalam hadis disebutkan : ان في الجنة دارا يقال لها: دار الفرح لايدخلها الا من فرح الصبيان “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah rumah, dikatakan bahwa rumah itu : rumah kebahagiaan, tidak akan masuk kedalamnya kecuali siapa saja orang yang membahagiakan anak kecil.” 4. Bantulah saudaramu semampumu. Rasulullah SAW bersabda : مثل الاخوين مثل اليدين تغسل احداهما الاخرى “Perumpamaan dua orang yang bersaudara seperti dua tangan yang membersihkan satu sama lain” Tinggalah bersama mereka, berlaku sabarlah atas mereka, apabila mereka berbuat salah: maka ingatkanlah mereka atas kekeliruannya dengan lembut dan penuh kelembutan. karena sesungguhnya perkataan yang lembut orang yang mendengarnya akan menerimanya dengan baik, dan berbeda dari itu perkataan yang kasar meninggalakan kedengkian, hindarkanlah pertengkaran diantara kalian, janganlah merasa rugi tinggal bersama mereka, hindarkanlah sifat ketika tinggal bersama mereka yaitu bercanda bersama mereka dengan candaan yang tidak pantas, kamu mengambil dari mereka suatu selain ridonya, saling tumpah tindih, atau kamu melakukan keburukan dengan menuduhnya. 5. Saudara laki-lakimu merupakan tangan kananmu, sebagaimana Firman Allah ta’ala , nasihat Nabi musa atas hak saudaranya Nabi Harun As : سنشد عضدك باخيك kami akan mencari tangan kanan saudaramu, yang merupakan senjata yang melindungi kehidupanmu sebagaimana yang dikatakan dalam syair: اخاك اخاك ان من لا اخا ك له كساع الى الهيجا بغير سلاح saudaramu, saudaramu sesungguhnya adalah seorang yang tidak mempersaudarakanmu. seperti pasukan dalam menggelorakan persenjataan
Diceritakan bahwasannya ada seorang laki-laki mempunyai banyak anak, dan ketika ajalnya sudah dekat, laki-laki itu memanggil semua anak-anaknya dan memberi kepada mereka masing-masing seikat tombak dan memerintahkan kepada mereka untuk mematahkannya. Merekapun berusaha dengan sekuat tenaga untuk mematahkannya, namun mereka tidak mampu, kemudian laki-laki itu melepaskan ikatan tombak dan memberikan kepada masing-masing dari mereka satu tombak. Maka merekapun mampu mematahkannya dengan mudah. Kemudian laki-laki itu berkata kepada mereka “perumpamaan kalian adalah seperti ikatan ini, jika kalian bersatu dan bersama (berkumpul), maka musuh tidak akan sanggup untuk mengalahkan kalian, namun jika kalian berselisih dan berpisah, maka dengan mudahnya musuh akan menghancurkan kalian seperti ikatan tombak ini yang telah dilepas dan dapat kalian patahkan dengan tanpa susah payah dan kesukaran”. Kemudian laki-laki itu menyanyikan sya’ir: كونوا جميعا يا بني إذا اعترى # خطب ولا تتفرقوا احادا تأبى الرماح إذا اجتمعن تكسرا # وإذا افترقن تكسرت أفردا “ Bersatulah wahai anak-anakku pada waktu musibah menimpa dan jangan terpecah belah sendiri-sendiri” “Tombak-tombak itu tidak akan bisa patah jika dikumpulkan menjadi satu dan apabila dipisah-pisah maka dapatlah dipatahkan satu persatu”
Wahai anak yang mulia, sungguh engkau telah mengetahui kadar cinta kedua orangtuamu kepadamu, mereka tidak merasakan lelah dan merasa sulit dalam mendidikmu, melainkan mereka selalu saja menunggu dengan sabar lagi senang, oleh karena itu wajib atasmu membalas kebaikan ini dengan kebaikan, bersungguh-sungguh dalam berbakti kepada mereka, kamu doakan kedua orangtuamu mendapat anugerah dan karunia dari Allah Swt, kamu menyadari bahwa banyak sekali kebaikan yang telah diberikan oleh orangtuamu, oleh karena itu kamu harus mengetahui hak-hak mereka dan lakukanlah kewajiban-kewajiban ini.
1. Cintailah keduanya dengan hatimu yang tulus, hormati keduanya dengan penghormatan yang lebih, perlakukan keduanya dengan segala hal yang menggembirakan hatinya, berhati-hatilah dari suatu apapun yang membuatnya kesal, dengarkan nasehat-nasehatnya, segera mengerjakan perintah-perintahnya, memenuhi keperluan mereka dan ciumlah tangan mereka setiap pagi dan sore, menghadap kepada mereka dengan wajah yang tersenyum, serta doakan keduanya panjang umur dalam keadaan baik dan ‘Afiah, dan hasil apa yang mereka tuju, semoga Allah membalas keduanya dengan sebaik-baiknya balasan, atas baiknya pendidikan mereka.
2. kamu mengetahui adanya orangtua adalah sebuah kenikmatan besar untukmu dari Allah, keberkahan rahmat bagimu, kamu merasa senang dengan memandanginya jika kamu seperti itu maka terdapat pahala pada hal tersebut, sebagaimana yang terdapat dalam hadis:
ما من رجل ينظر الى وجه والديه نظر رحمة : الا كتب الله له بها حجة مقبولة
“ Tidaklah seseorang memandang wajah kedua orangtua nya dengan pandangan rahmat, kecuali Allah mencatat baginya seperti haji yang maqbulah (diterima).”
Berilah salam kepada mereka setiap hari, memintalah izin kepada mereka dalam segala urusanmu, berikan kebahagiaan kepada mereka, penuhilah keinginan keduanya, doakanlah mereka karena mereka mendoakanmu setiap kebaikan alangkah besarnya nikmat ini, alangkah Maha Pemurahnya Allah atas ini, tidaklah seorang anak mengetahui nikmat yang besar dengan adanya orangtua, kecuali apabila sudah tidak ada kedua orangtuanya, maka barulah mereka merasa sangat menyesal, merasakan sedih yang luar biasa atas sepeninggalnya mereka
3. Gunakan adab kepada orangtua disetiap waktu, janganlah kamu berpaling dari mereka, janganlah engkau memanggil orangtua dengan nama mereka, janganlah kamu tertawa dihadapan mereka dan ditempat lainnya dengan suara keras, janganlah memandang mereka dengan pandangan yang tajam, janganlah berbohong kepada mereka, janganlah mencacinya, atau berbicara dengan perkataan yang tidak terpuji, janganlah mengankat suara diatas suara mereka, Allah SWT berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“ Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapak. jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangnlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. dan rendakanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘wahai tuhanku! sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua teah mendidik aku pada waktu kecil’ “ (Al-isra:23-24)
4. Carilah keridhoan orangtuamu, dengan bersungguh-sungguh belajar, pergi kesekolah setiap hari, rawatlah buku-bukumu dan pakaianmu, serta peralatanmu, susunlah sesuai dengan tempatnya, janganlah kamu merubah atau menambahkan sesuatu darinya, kerjakanlah segala sesuatu yang menyenangkan mereka baik itu di rumah maupun di luar rumah, janganlah kamu menyakiti seseorang saudaramu atau saudara-saudaramu, atau seorang asisten dan janganlah kamu bertengkar dengan anak perempuan lain , pedagang atau rekanmu di sekolah
5. jika kamu meminta sesuatu kepada kedua orangtuamu, maka janganlah kamu memintanya di hadapan orang-orang jika orangtuamu tidak memberikanmu: maka kamu diam, karena keduanya lebih mengetahui apa yang bermanfaat bagimu, dan berhati-hatilah jika kamu marah, atau kamu cemberut dalam menagih apa yang kamu inginkan. Apabila kamu duduk dihadapan mereka: maka duduklah dengan baik, janganlah kamu menempatkan kaki diatas kaki, janganlah kamu duduk sedangkan keduanya berdiri, janganlah kamu berjalan sedangkan keduanya dibelakangmu, apabila kamu dipanggil olehnya : maka bersegeralah untuk memenuhi panggilannya, janganlah kamu lambat atau menghiraukannya, atau merasa bosan dengan panggilannya, dan kamu benar-benar harus memperhatikan: jika orangtuamu di cela oleh orang lain, kemudian kamu membalas celaan orang tersebut, maka termasuk dosa besar hal tersebut, dalam hadis disebutkan:
من الكباءر شتم الرجل والديه قا لو : يا رسول الله وهل يشتم الرجل والديه ؟ قال : نعم, يسب ابا الرجل فيسب اباه ويسب امه فيسب امه
“ Termasuk dosa besar adalah seseorang melaknat kedua orangtuanya sendiri, beliau ditanya: “Bagaimana mungkin seseorang tega melaknat kedua orangtuanya? beliau menjawab : “seseorang mencela (melaknat) ayah oranglain, kemudian orang tersebut membalas mencela ayahnya, kemudian mencela ibu orang lain, dan orang tersebut membalas mencela ibunya.”
6. Apabila kamu sudah besar maka bantulah orangtuamu sesuai dengan kemampuanmu: adakalanya dengan hartamu, apabila kamu memiliki harta, adakalanya dengan kemampuanmu yang mereka butuhkan, dan bantulah mereka di tempat yang mereka perlukan bantuan, seperti dirumah : ketika sedang memasak, mencuci baju, membersihkan ruangan, dan lain sebagainya, dan pikirkanlah olehmu berbuat baik kepada ibumu lebih banyak dari ayahmu, karena kasih sayang seorang ibu itu lebih tinggi, lebih lelah dalam mendidikmu.
Apabila meninggal salah seorang dari kedua orangtuamu atau keduanya: maka wajib seorang anak untuk berbakti kepada keduanya dengan mendoakannya, meminta ampun untuknya, bersedekah bagi keduanya, membaca Al Quran dan memberikan hadiah berupa pahala-pahala untuk kedua ruh orangtuanya.
di dalam hadis disebutkan :
سَأَلَ رَجُلٌ رسول الله صلى الله عليه واله وسلم فقال: يا رسول , هل بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أُبِرَّهُمَا بِهِ بعد وفاتهما ؟ قال : نعم, الصلاة عليهما, والاستغفا ر لهما, وَاِنْفَاذِ عَهْدِهِمَا, واكرام صَدِيْقِهِمَا, وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِيْ لَا تُوْصَلُ اِلَّا بِهِمَا (ومعنى انفاذ عهدهما امضاء وصيتهما, وما عهدا به قبل موتهما)
“ Seseorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW: Ya Rasulullah, apakah ada suatu amalan untuk berbakti kepada kedua orangtua setelah wafat keduanya? : Rasul bersabda : Ya, mensalatkan mereka, beristigfarlah untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, muliakanlah teman-temannya, sambunglah tali silaturahmi yang terjalin karena sebab adanya mereka. (maksud dari memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia: menandatangani wasiat mereka, dan sesuatu persetujuan sebelum meninggal keduanya)”
7. Apabila kamu berbakti kepada kedua orangtuamu, kamu akan mendapatkan Ridho Allah SWT, mendapatkan pahala yang agung, hidup bahagia di dunia dan di akhirat.
dalam hadis disebutkan :
رِضَا الله فِي رِضَا الوالدين وَسُخْطُ الله فِي سُخْطِ الوالدين
“ Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orangtua, dan murka Allah tergantung pada murkanya kedua orangtua.“
dalam hadis yang lain disebutkan :
براوالدين افضل من الصلاة و الصدقة و الصوم والحخ والعمرة والجهاد في سبيل لله
“ Berbakti kepada kedua orangtua lebih utama dari salat, sedekah, puasa, berhaji, umrah, dan jihad di jalan Allah.”
Dengan berbakti kepada kedua orangtua, anak-anakmu akan berbakti kepadamu di masa yang akan datang. sebagaimana dalam hadis :
بروا اباءكم تبركم ابناؤكم
berbaktilah kepada orangtua kalian karena anak-anakmu akan berbakti kepadamu.
Apabila kamu durhaka kepada kedua orangtuamu : maka hal itu merupakan dosa yang sangat besar, Rasulullah SAW bersabda :
اكبر الكبائر الاشراك بالله وعقوق الوالدين. وقال ايضا: اياكم وعقوق الوالدين فان ريح الجنة يوجد من مسيرة الف عام, والله لايجدها عاق ولا قاطع رحم, وقال ايضا: ملعون من عق والديه.
1. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW: merupakan sosok teladan yang baik untuk kaum muslimin dalam perkataannya dan perbuatannya, perjalanannya dan ibadahnya, Allah Ta’ala bersabda: telah diutus dalam diri Rasulullah SAW contoh yang baik, maka diwajibkan untukmu agar percaya dengan Nabi Muhammad SAW dan memgikuti ajarannya: untuk menolong di dunia maupun di akhirat, mendapatkan kebaikan secara bathin dan zhohir. 2. Adapun akhlaknya Nabi SAW antara lain: jujur, tidak pernah berbohong, tidak suka bercanda, sudah terkenal darinya ketika ia tumbuh dewasa, telah mensyahidkan musuh, menolong dalam kejujuran. Rasulullah Saw pernah mendaki bukit Shafa dalam misinya yang pertama kali yaitu mengumpulkan kaumnya dengan suara yang tinggi, ketika mereka berkumpul, Rasulullah SAW berkata: jika aku mengabarkan kepada kalian, kuda di lembah akan berubah, maka apakah kalian akan berbuat jujur? Semua dari mereka menjawab dengan satu ucapan:”Apa yang kami dengar darimu adalah sebuah kejujuran, dan sifat amanah hingga terkenal diantara para kaumnya dengan gelar Muhammad al-Amin, ketika mereka merenovasi Ka’bah: mereka berselisih untuk meletakkan hajar aswad di tempatnya, sampai hampir terjadi peperang, kemudian diadakanlah perjanjian dan disepakati: bahwa siapa saja yang pertama kali memasuki pintu masjid dia adalah pemenangnya, dan orang yang pertama memasuki masjid adalah Nabi Muhammad SAW, mereka senang dengannya, dan berkata: ini al-Amin, kami semua harus ridho terhadap ketentuannya, kemudian Rasulullah Saw meletakkan batu di selendang nya, dan beliau mengambil setiap ketua kabilah dari beberapa kabilah, untuk mengangkatnya, Rasulullah meletakkan hajar aswad di posisi yang telah ia tentukan. masih berkontroversi, ketika banyak kaum Quraisy menitipkan sebagian harta mereka di kotanya, dan ketika ingin hijrah ke Madinah: merupakan sebuah mimpi atau keinginan yang besar yang tumbuh darinya, dengan amanah-amanah dari kelurganya, Sayyidina Ali memerintahkannya, dan berkata kepadanya: kamu tidak pergi ke Mekkah sampai amanah-amanah tersebut selesai. Di dalam hadis dijelaskan: “Demi Allah, aku percaya dengan langit dan bumi.” 3. Menepati janji: Abdullah bin Abi al-Hamsaa berkata: aku telah dibai’at oleh Nabi dengan bai’at sebelum dia mengirim. Dan meninggalkan sisanya, kemudian mengingatnya sampai tiga kali, aku datang ketika dia ada di tempatnya, dan berkata: wahai Pemuda, aku disini sejak tiga hari yang lalu menunggumu dan bertawaduk: duduk bersama sahabat-sahabat sampai selesai perkumpulan dan berjalan di antara mereka, dan tidak ada kekhususan bagi Rasululullah ketika berkumpul dengan sahabatnya, masuk ke dalam Makkah pada sepuluh ribu tahun mendatang, berkuda dengan kehebatannya, sederhana dan terus terang, haji dengan haji wada’, dalam seratus ribu sahabat-sahabatnya, mengendarai sebuah perjalanan, dan kepadanya kemewahan yang sama dengan empat dirham, menguasai Jazirah Arab, mengambil harta-hartanya, tetapi menginfakkan semuanya di jalan Allah, ratusan orang dalam perjalanan, memerintahkan sahabatnya, dengan perdamaian, seorang lelaki berkata: wahai Rasulullah: kepadaku engkau menyembelihnya? Yang lain berkata: kepadaku memasaknya: Nabi SAW berkata: dan kepadaku dikumpulkannya kayu bakar, mereka berkata: wahai Rasulullah, apakah sudah cukup perbuatannya? Rasulullah berkata: saya mengetahui kalian mencukupkanku, tetapi aku tidak suka untuk mengistimewakan kalian, sesungguhnya Allah SWT membenci hamba-hamba-Nya yang memperlihatkan kemewahannya diantara sahabat-sahabatnya, Dan dari kerendahan hati Nabi Muhammad SAW: sesungguhnya apabila berjalan dengan dua anak lelaki salam kepadanya, salah satunya tidak menyukai berdiri dari majlisnya, pakaiannya basah dan sandalnya terpampang, memerah susu, menyapu rumahnya, membantu majikannya, mengambil apa yang dibeli dari pasar dengan tangannya, berkata kepada sahabatnya: berikanlah aku apa yang kamu bawa, dan berkata: ada sesuatu yang harus dibawa dan merupakan kewajiban sahabat. 4. Dan dari akhlak Nabi Muhammad SAW, yaitu kesabarannya, mimpinya, dan permohonan maafnya, sholat menghadap ka’bah, berkumpul dengan orang Qurays di majelis mereka, satu orang di antara mereka berkata: apakah mereka tidak melihat dengan cermin ini! Kalian berdiri ke arah Jazirah menghadap Fulan: kakinya berdarah, datanglah nabi kemudian menghentikan itu, hingga apabila bersujud: meletakkannya di antara bahunya, lalu dia menyuruh mereka pergi, yaitu Uqbah bin Abi Mu’aith, ketika Nabi sujud dan meletakkannya di bahunya, Nabi tetap untuk bersujud, mereka tertawa sampai sebagian dari harta mereka merupakan dari tawaannya, Sayyidah Fatimah mengabarkan hal itu, dia masih kecil, tetapi dia selalu berusaha, Nabi SAW tetap sujud sampai selesai, mengajak mereka, Nabi SAW berdiri di Makkah setelah misinya disampaikan, tiga belas tahun, telinganya berbagai jenis macam telinga, dan batu miliknya sampai dilemparnya lalu terkena sandal dan mengeluarkan darah, mereka menyeru sambil berkata: Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui, mereka bangkrut empat kali lipat, mereka protes, kemudian mereka jatuh di lubang, mereka meminta maaf, berdoa untuk mereka, memaafkan keyahudiannya yang sudah lama mengadu domba, dan ketika itu sedang Fathul Makkah, memaafkan segala kesalahan penduduknya, dan mereka tidak mengeluh, walaupun mereka akan membalas dendam dengan cara membunuh dan lain sebagainya.
1. Dan dari kesabaran Nabi SAW, dia tinggal di rumah pamannya, yaitu Abi Thalib, dengan kehidupan yang serba kekurangan, merasa puas dengan apa yang sampai kepadanya, tidak pernah merasa kurang dalam menyantap hidangan, zuhud terhadap dunia, merasa cukup dengan kekuasaan Allah, dia tidur dengan alas seadanya saja, bantalnya keras, dia memakai pakaian seperti selimut, dan makanannya itu kurma dan gandum, selama sebulan atau dua bulan, penduduknya tidak mengetahuinya, merasa cukup dengan makan kurma dan air putih, melaksanakan puasa, mengumpulkan batu untuk perutnya dan menahan lapar, mengambil harta-harta, meskipun bukan menyimpannya untuk dirinya sendiri, menginginkan kehidupan di dunia, tetapi dia lebih memilih zuhud dan sabar. 2. Dan dari akhlak Nabi SAW yaitu hidup dan mati, hidupnya kuat , jika dia membenci sesuatu: mengetahui sesuatu itu dari wajahnya, tidak pernah menjelaskannya satupun apa yang sedang dia benci: tidak berkata tidak peduli kaum-kaum yang membuatnya seperti itu, atau berkata seperti ini, dia melarangnya dan tidak boleh melakukan hal yang sama. Tujuannya untuk mengingatkan kepada siapa yang tidak berbicara dengan baik. Kesucian dan keyakinan: Rasulullah SAW, manusia yang paling suci, tidak pernah menyentuh tangan perempuan yang sedang berada di sampingnya. menerima dengan penuh keridhoan terhadap pakaian dan makanan yang seadanya saja, tanpa bertanya, tetapi jika dia menyukai makanannya, tidak membenci dan meninggalkannya yang lainnya pula. Dari akhlak Rasulullah SAW: berani dan selalu maju, pemberani iAllah yang mau mendekat atau bersahabat dengan peperangan, mendekati dari musuh, teguh pada prinsip, membiasakan mengerjakan kewajiban, dan ridak peduli dengan akibat-akibat dan sangat meyakitkan, betapa sakitnya yang pernah dialami di jala agama, dan rasa sakit penduduk dan sahabat-sahabatnya, sampai mereka memerintahkan untuk berhijrah ke Habasyah sebanyak dua kali, Nabi dan kaumnya masuk selama tiga tahun, tidak bersambung kepada mereka kekuatan dan keringanan, sampai mereka makan daun pohon. 3. Kualitas dan kemurahan hatinya: Nabi tidak menolak kepada siapapun yang meminta sesuatu kepadanya, jika belum menemukan sesuatu yang diberikan, maka dia akan memberikannya di lain waktu, dia membawanya sembilan puluh ribu kali, tidak duduk sampai membaginya, kemudian datanglah orang yang sedang berjalan, lalu Nabi berkata kepadanya: pinjamlah dan biarkanlah dia. Pada suatu hari seorang lelaki pernah memberikan seekor kambing, mendaki di antara kedua gunung, kemudian kembali kepada kaumnya, dan berkata: selamatkanlah mereka, sesungguhnya Muhammad memberikan pemberian yang tidak takut fakir. Yang paling baik dan paling sayang dari semua akhlak, Allah berfirman: Aku telah mengutus kepadamu rahmat sekalian alam. Diaqntara kebaikannya: sesungguhnya pernah dalam salat, membawa anak perempuan Umamah binti Zainab, kepada bahunya jika sujud dan meletakkannya, jika bangun membawanya, Anas bin Malik RA kakanya, berkata kepadanya: Abu Umar, burung berwarna merah, bermain dengannya dan meninggal, pada suatu hari Nabi masuk, melihat seorang lelaki sedih, dan berkata: ada yang telah terjadi? Burungku telah mati, kemudia Nabi berkata: Wahai Abu Umar! Apa yang telah dilakukan burungmu? 4. Loyalitas dan niat baik, bersilaturrahmi dalam memperbaiki hubungan, jika Nabi SAW mendapatkan wahyu, berkata: pergilah kalian ke ruamh Fulanah sesungguhnya dia temannya Khadijah, dia mencintai Khadijah, Nabi duduk seharian, dan bertemu ayahnya, meletakkan sebagian bajunya, duduk di dekatnya, kemudian bertemu dengan ibunya, meletakkan sebagian bajunya di samping tempat yang lain, dan duduk bersamanya, kemudian bertemua dengan kakak laki-lakinya, Nabi berkata: maka apakah aku akan duduk di antara kalian? Pamannya bersorak, bersorak dengan kedua orang tuanya, selalu tersenyum untuk sahabat-sahabatnya memberikan setiap duduknya merupakan gambaran suatu kehormatan, jika seorang lelaki itu dari salah satu sahabat-sahabtnya: dia bertanya kepadanya, jika ketika dipanggil ghaib (tidak ada), jika dia melihat, maka kunjungilah, jika dia sakit, maka jenguklah.
1. Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling bertakwa dan orang paling mengutamakan kewajiban terhadap Allah SWT. Nabi Muhammad SAW selalu mendirikan salat sepanjang malam sampai bengkaklah kakinya. Aisyah RA pun berkata : “Ya Rasulullah mengapa engkau lakukan hal ini, Padahal Allah telah mengampuni segala dosamu baik yang terdahulu maupun yang akan datang.? Kemudian Rasul berkata : Apakah aku telah menjadi hamba yang bersyukur? Kemudian ketika Rasul melaksanakan salat terdengar dalam hatinya suara riuh dari takutnya kepada Allah. Rasul selalu berdzikir dalam setiap keadaan. Diriwayatkan dalam hadis: “Sesungguhnya kedua mataku tertidur akan tetapi tidak dengan hatiku.” Kemudian jika Rasul mendapat Perintah, Rasul selalu mengucapkan syukur atas segala nikmat yang menyempurnakan keshalihannya dan jika beliau mendapatkan suatu hal yang tidak suka, maka Rasul selalu mengucapkan Alhamdulillah atas segala sesuatu. Kemudian jikalau Rasul sengaja melakukan sesuatu Rasul berkata: “Ya Allah pilihkan lah untukku apa yang telah aku pilih”, dan jikalau Rasul makan, ia mengucapkan: “الحمد لله الذي أطعمنا وسقانا وجعلنا من المسلمين ", jikalau Rasul minum ia mengucapkan: “" الحمد لله الذي جعل الماء عذبا فراتا برحمته ولم يجعله ملحا أجاجا بذنوبنا dari dzikir yang selalu dibacanya disetiap saat itu menunjukkan bahwa hati Rasul selalu terpaut dengan Allah SWT, tawakkal dan ikhlas dalam menjalankan perintah Allah SWT. 2. Sayyidah Khadijah RA adalah istri Rasulullah SAW yang memiliki ketakwaan dan ketaatan serta takut kepada Allah, menghindari maksiat dan meninggalkan kewajibannya, sehingga Allahpun mengagumi keindahan akhlaknya. Dalam hadis dikatakan: Jibril mendatangi Rasulullah dan berkata “ Ya Rasulullah Khadijah telah menerima bingkisan yang berisi lauk-pauk, makanan dan minuman, dan jikalau ia datang kepadamu maka sampaikanlah salam dari Tuhannya dan juga dariku. dan sampaikan pula kabar gembira kepadanya telah disiapkan rumah untuknya di surga yang terbuat dari mutiara, yang tidak ada kebisingan suara (permasalahan) ataupun rasa lelah. Khadijah RA berkata: الله السلام ومنه السلام وعلى جبريل السلام". Ketika kemuliaan akhlak dan ketaatan yang sempurna dimiliki istri Rasulullah SAW, ia mengabdikan diri untuk Rasulullah yaitu membantu dalam penyebaran Islam, meringankan beban kaumnya dan bersabar atas segala cobaan. Ia adalah orang yang paling pertama masuk Islam dan beriman (percaya) kepada Allah, ia hidup bersama Nabi SAW selama 24 tahun, ia melengkapi hidupnya dengan ketenangan, kebahagiaan, suka cita dan kelembutan. Dan ia adalah sebaik-baiknya istri Nabi SAW. Dari Aisyah RA berkata: ”Rasulullah SAW jikalau mengingat sosok Khadijah beliau tidak akan pernah bosan untuk memujinya, dan memohonkan ampun untuk Khadijah.” 3. Begitu pula dengan Sayyidah Fatimah Azzahra RA, yang memiliki perangai akhlak yang baik sifat yang diturunkan dari Ayahnya. Nabi SAW dengan totalitas didikan yang tinggi beliau mendidik Fatimah menjadi wanita yang shalihah yang takut kepada Allah baik secara sembunyi maupun secara terang-terangan, agar bergegas menggapai ridha Allah SWT dengan segenap kemampuannya, dan ia mendirikan salat hingga kakinya bengkak. Oleh karena itu ia adalah putri yang paling dicintai oleh Nabi SAW, dan beliau juga memiliki julukan sebagai Sayyidah umat. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis; bahwasannya Sayyidah Fatimah sangat menyayangi orang miskin, membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan, pintar dalam mendidik anak-anaknya, taat kepada suaminya walupun ia mengalami kesukaran dalam hidupnya. Pada suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada Fatimah : “Apakah yang baik untuk perempuan?” Kemudian Fatimah menjawab: “Janganlah perempuan bertemu laki-laki dan tidak pula laki-laki dengan perempuan sehingga mereka berkumpul bersama.” (Rasulullah bangga, senang dengan jawaban baiknya) kemudian Rasulullah berkata: yaitu keturunan satu sama lain”. Fatimah juga menghormati ibunya baik disaat hidup maupun setelah wafat. Dalam hadis disebutkan ketika ia bertanya kepada Nabi SAW, ia berkata: “Wahai Rasulullah dimana ibuku? Kemudian Rasul menjawab: dia ibumu berada dalam rumah yang terbuat dari kayu, lalu Fatimah bertanya lagi: “apakah ini rumah kayunya?” Rasul berkata: tidak, rumah kayu yang tersimpul padanya ialah mutiara dan permata. Fatimah juga sibuk dengan urusan rumahnya sendiri, ia menggiling gandum menggunakan penggiling dengan penuh cinta. Hingga kulit tangannya kasar, ia membersihkan rumahnya hingga pakaiannya kotor, dan menyalakan api sesuai kadar sampai api menyala sampai hampir terbakar pakaian nya sehingga membuat hitam pakaiannya dan ia menyipratkan air hingga berbekas. Musibah yang menimpanya itu sangat berbahaya akan tetapi ia tetap bersabar, sampai ia merasa sangat lelah, karenanya ia mengambil roti kemudian ia memakannya”. Kemudian pada suatu hari suaminya menyuruhnya untuk pergi kerumah ayahnya, dan seseorang asisten bertanya kepadanya yang kemudian ia pergi kepada ayahnya. Setelah itu ia mendapati ayahnya sedang berbincang-bincang bersama sahabatnya, ia merasa malu dan kemudian ia pergi. Rasulullah mengetahui hal itu bahwasannya ia datang untuk sesuatu keperluan, kemudian Rasulullah berjalan kerumahnya dan mendapati ia telah berselimut dengan selimutnya dan ia ingin tidur. Setelah itu Rasulullah bertanya tentang keperluannya, dan Ali memberitahu tentang tujuan kedatangan istrinya. Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada keduanya, apakah saya tidak mengajarkan kepada kalian tentang seuatu yang baik untuk kalian berdua sebagai penjaga? Jika kalian hendak tidur, maka bertasbihlah 33x bertahmidlah 33x dan bertakbirlah 34x. Sayyidah Fatimah berkata: Aku ridha kepada Allah dan Rasulnya sebanyak 3x. Kemudian Nabi SAW mengirimkan balasan atas pengabdiannya, yaitu berupa perak. Dan pada suatu hari Nabi SAW mendatangi sayyidina Ali KarramAllahu wajhah, dan mendapatinya bersama sayyidah Fatimah sedang menggiling gandum dengan penggilingan, kemudian Rasulullah SAW berkata: “Siapa diantara kalian yang merasa lelah? Ali menjawab: “Fatimah Ya Rasulullah” Kemudian Rasul berkata kepada Fatimah: “Berdirilah wahai anakku” maka, berdirilah Fatimah, dan kemudian Nabi SAW duduk. Rasul duduk bersama dengan Ali dan belaiau menggiling gandum dengan penuh rasa suka cita. 4. Dari kalangan Perempuan yang berpengetahuan luas dan shalihah yaitu sayyidah Aisyah putri sayyidina Abi Bakr RA, Ia banyak melakukan salat, berpuasa, dan menangis karena takut kepada Allah, banyak bersedekah; sampai Ia pernah pada suatu hari bersedekah sebanyak 70.000 dirham, dia memakai pakian yang sederhana padahal ia memiliki uang sebanyak 100.000 dirham. kemudian ia memisahkan uang tersebut dan saat itu ia sedang dalam keadaan berpuasa. Ia berkata kepada asistennya: “Bisakah engkau menginfakkan dengan membeli daging satu dirham untuk berbuka nanti? Kemudian asistennya menjawab: “Jikalu engkau telah memerintahkan aku akan melakukannya”. Ia sangat menjaga kesuciannya dan hidupnya sangat perih. Ia berkata : aku memasuki makam Rasulullah SAW, ayahku berkata: letakkan pakaianku, seraya aku berkata: sesungguhnya itu adalah suami dan ayahku, kemudian Umar RA dikubur didalamnya: “Demi Allah aku belum memasuki nya kecuali pakaikanku yang diberikan Umar kepadaku semasa ia hidup. Maka lihatlah, bagaimana kehidupan baginda Aisyah dikalangan orang asing hingga ia dikuburkan. Aisyah juga merupakan seorang yang fakih dan ahli hadis. Ia banyak meriwayatkan hadis, ia masuk dalam jajaran pembesar sahabat RA, kemudian jikalau ada yang bertanya kepadanya maka, ia akan mejawab dibalik hijab. Nabi SAW mencintainya, dan banyak memuji tentangnya. Dalam hadis dikatakan: kemuliaan Aisyah dikalangan perempuan bagaikan roti dalam makanan. Dan dalam hadis juga dikatakan: wahai Aisyah ini Jibril mengirimkan salam Aisyah menjawab: wa’alaihissalam warahmatullahi wabarakatuh. 5. Terdapat sebagian guru mencintai salah satu muridnya. kebanyakan dari rekan-rennya terkejut, maka dari itu ia berkata: karena apa guru kita mencintai murid ini wahai ustadz? Kemudian ustadz menjawab untuk menjelaskan kepada mereka sebab-sebab hal itu, ia memberikan seekor ayam kepada masing-masing murid,kemudian masing-masing dari para murid berpencar di setiap tempat. Dimasaklah ayam tersebut meskipun ia tidak melihat kepada seseorang, para murid mengikuti perintah ustadz tersebut kecuali satu orang murid, ia menolak ayam tersebut, kemudian ustadz berkata: mengapa engkau belum memasak ayammu, sebagaiman teman-temanmu memasknya? Kemudian ia berkata: karena aku belum ditakdirkan untuk memisahkan diri disuatu tempat, tidak ada yang melihatku, akan tetapi sesungguhnya Allah melihatku dimanapun tempatnya. Ustadz berkata kepada para murid: lihatlah kalian kepada murid ini, ia takut kepada Allah. Dan ia tidak lupa dimanapun ia berada maka dari itu aku lebih mencintainya dari pada kalian, jangan ragu sesungguhnya ketika ia sudah besar nanti ia termasuk menjadi orang yang shalih yang taat kepada Allah disegala keadaan.
1. Ketahuilah bahwasanya Nabi Muhammad SAW memiliki hak yang mulia (besar), dan hak-haknya lebih besar setelah melaksanakan hak kepada Allah SWT, dan adab yang dimilikinya berupa kewajiban. Dia merupakan salah satu Nabi dari Nabi-Nabi lainnya yang dianggap sebagai Nabi yang paling utama dan pembawa risalah. Dia datang dengan Agama Islam. kamu telah mengetahui Tuhanmu dan kamu bisa membedakan antara yang halal dan yang buruk, kebaikan dan juga keburukan. 2. Dan sesungguhnya kamu tidak ditakdirkan untuk menemui Nabi kamu SAW selamanya. Maka kamu wajib mencintai Nabi, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh umatnya. Di dalam hadis disebutkan, “Cintailah Allah dari kenikmatan yang telah diberinya, cintailah aku setelah mencintai Allah, cintai penduduk rumahku untuk mencintaiku”. Dan di dalam hadis lain dijelaskan: “Jagalah aku bersama sahabat-sahabatku, jangan mengingkari selainku, barang siapa yang mencintai mereka, maka dengan cara mencintaiku”. Dan di dalam hadis lain juga dijelaskan: “Tidaklah beriman seorang Mukmin setelah mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.” 3. Dan juga mencintai kepadanya: mentaati seluruh perintah-perintahnya. Allah Ta’ala berfiman; “Segala sesuatu yang datang kepada kalian dari Rasulullah SAW, maka ambillah, dan apapun yang dilarang untukmu darinya, maka jauhkanlah”. “Barang siapa yang mentaati Rasul, maka dia telah mentaati Allah”. Dan bukti dari ketaatannya: yaitu mengaplikasikan yang telah diajarkan oleh agama dengan perkataan dan perbuatan. Menghidupkan dan menjalani sunahnya dalam akhlaknya. Dalam hadis dikatakan: “Barang siapa yang telah menghidupkan sunnahku, maka dia telah mencintaku, dan barang siapa yang mencintaiku, maka dia telah maka dia akan bersamaku di syurga.” Mengerjakan sholat seperti yang telah diperintahkan Allah kepadamu dalam firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kepadaku dan bersalamlah supaya kalian selamat”. Dikhususkan pada malam dan hari Jumat, seperti dalam hadis dikatakan: “Perbanyaklah sholat pada malam dan hari Jumat, maka barang siapa yang melakukan: Aku menyaksikannya dan memberikan syafaat (pertolongan) pada hari kiamat”. 4. Sesungguhnya Tsaubana RA telah lahir setelah Nabi Muhammad SAW: Tsaubana adalah orang yang mencintai Rasul, sedikit kesabarannya, maka suatu hari dia datang dan sudah berubah raut wajahnya menjadi sedih. Rasulullah berkata: “apa yang menyebabkan kamu seperti ini?” Dia menjawab, aku sakit dan tidak berdaya, jika aku tidak melihatmu, maka aku juga tidak ada: ketakutanku merupakan rasa takut yang kuat sampai aku bisa bertemu denganmu, kemudian aku mengingat akhirat dan khawatir, kamu tidak pernah melihatku karena dibesarkan oleh para Nabi, dan jika aku masuk syurga, maka ditempatkan di syurga yang letaknya rendah dari letak yang lainnya. Jika belum masuk syurga: aku tidak melihatmu selamanya. Turunlah firman Allah: “Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka mereka bersama orang-orang yang Allah beri nikmat untuk mereka, seperti Nabi-Nabi, sahabat-sahabat, orang shaleh dan orang baik, yang akan menjadi teman mereka semua.”
1. Wahai anak yang tercinta sesungguhnya akhlak yang baik itu menyebabkan kebahagiaan bagimu didunia dan akhirat. Tuhanmu ridha kepadamu. Engkau dicintai oleh keluargamu dan semua orang, sedang engkau hidup antara mereka secara terhormat. Kebalikannya adalah akhlak yang buruk . ia adalah sumber (penyebab) kesengsaraanmu di dunia dan akhirat. Allah membencimu, engkau benci keluargamu dan semua orang dan engkau hidup di antara mereka dalam keadaan hina. 2. Maka hendaklah engkau memiliki akhlak mulia dan adab yang baik semenjak kecilmu agar engkau dibesarkan dan terbiasa dalam keadaan itu pada waktu besar. Engkau harus lebih dulu memaksakan dirimu atas hal itu hingga ia menjadi watak pada akhirnya. Allah ta’ala berfirman : “telah beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan telah merugilah orang yang mengotorinya”. (asy syams – 9). Nabi SAW bersabda yang terbanyak memasukkan manusia ke dalam syurga adalah ketakwaan kepada allah dan akhlak yang baik. Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya. Sungguh orang mukmin bisa mencapai derajat seperti orang yang berpuasa dan bersholat dengan akhlaknya yang baik”. 3. Sesungguhnya orang-orang tidak melihat kepada ketampanan wajahmu maupun kebaruan bajumu, tetapi mereka melihat kepada akhlakmu. Sebagaimana kata syair : “janganlah kamu melihat baju seseorang, jika kamu ingin mengenalnya, lihatlah adabmu, jika kayu garu tidak semerbak baunya, tidaklah orang bisa membedakan antara garu dan kayu”. Penyair lain berkata : “tidaklah bermanfaat bagi pemuda wajahnya yang tampan, apabila akhlaknya tidak baik”. Begitu pula ilmu tidak bermanfaat bila disertai akhlak yang buruk. Orang berilmu yang buruk akhlaknya lebih dibenci oleh masyarakat dari pada orang bodoh. Hendaklah engkau memperhatikan pendidikan akhlakmu sebagaimana engkau memperhatikan menuntut ilmu-ilmu dan pengetahuan. 4. Apabila anak sudah dewasa dan terbiasa dengan akhlak yang buruk, maka sulit sekali untuk mendidik dan memperbaikinya. Kadangkala hal itu tidak mungkin terwujud sama sekali. Sebagaimana kata penyair : “kadangkala adab itu bermanfaat bagi anak-anak pada waktu kecil, tetapi sesudah itu tidaklah bermanfaat adab itu baginya, sesungguhnya ranting yang lunak akan lurus jika meluruskannya, dan tidaklah kayu menjadi lunak walaupun engkau meluruskannya. 5. wahai murid tercinta ! engkau telah membaca jilid pertama dari buku ini dan mendapat manfaat baginya. Dihadapanmu ini adalah jilid dua, maka pahamilah baik-baik dan amalkan isinya agar engkau menjadi orang yang beruntung dan baik akhlakmu serta terdidik jiwamu sehingga engkau peroleh kebaikan didalam dunia dan agama
1. wahai anak yang beradab ! allah ta’ala telah mengaruniamu kenikmatan yang banya, ia menjadikan kamu setelah dulu tidak ada. Allah memberimu akal dan menunjukimu kepada agama islam yang merupakan kenikmatan terbesar. Allah memberimu kenikmatan berupa pendengaran, penglihatan dan idah serta kedua tangan dan kedua kaki. Allah menciptakanmu sebagai manusia sempurna dalam bentuk yang terbaik. Allah ta’ala berfirman : “kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (at-tiin : 4). Allah memberimu keadaan sehat wal afiat. Allah menanamkan kasih sayang bagimu dalam hati ibu bapakmu hingga mereka memeliharamu dengan sempurna dan ia menjadikan kamu mencintai gurumu hingga ia mengajarimu ilmu yang berguna bagimu dalam agama dan dunia serta banyak lagi kenikmatan allah ta’ala bagimu yang tak terbilang. “dan jika kamu menghitung kenikmatan alah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya” (an-nahl : 18). 2. Engkau harus bersyukur kepada tuhanmu atas kenikmatan-kenikmatannya dengan mentaati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya serta mengagungkan-Nya dari lubuk hatimu. Maka janganlah berbuat buruk walaupun engkau berada sendirian. Dalam hadist dikatakan : “takutlah kepada allah dimanapun engkau berada”. Hendaklah engkau mencintai tuhanmu lebih banyak daripada kecintaanmu kepada ibu bapakmu dan dirimu sendiri. Hendaklah engkau mencintai pula semua malaikatNya, rasulNya, nabi-nabiNya dan hambaNya yang shalih, karena allah ta’ala mencintai mereka. 3. Engkau wajib pula meminta tolong kepadaNya dalam berbagai keperluanmu dan bertawakkal kepadaNya dalam urusan-urusanmu. Allah ta’ala berfirman : “dan kepada allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang beriman” (al-maidah :23). Dalam hadist ibnu abbas ra disebutkan bahwa nabi saw berkata kepadanya : “hai anak, aku ajari kamu beberapa kalimat, pelihara (agama) allah, niscaya allah akam memeliharamu. Pelihara (agama) allah, niscaya engkau mendapati pertolonganNya di hadapanmu. Apalagi engkau memohon kepada allah. Apabila engkau minta pertologan, maka minta tolonglah kepada allah. Ketahuilah bahwa seandainya seluruh ummat berkumpul untuk memberimu sesuatu manfaat, maka mereka tidak bisa memberimu manfaat, kecuali dangan sesuatu yang telah ditetapkan allah bagimu. Pena-pena malaikat yang mulia takdir allah telah diangkat dan lembaran-lembaran yang tertulis takdir allah telah kering dan seandainya mereke berkumpul untuk membahayakanmu, maka mereka tidak bisa membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan allah kepadamu”. 4. Apabila engkau bersyukur kepada allah maka allah menambah kenikmatanNya bagimu. Sebagaimana firman allah ta’ala dalam al-qur’an yang mulia : “ sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu” (Ibrahim: 7). Dan allah menlindungimu dari berbagai musibah dan mewujudkan keinginan yang engkau harapkan. Allah SWT akan mencintaimu dan menjadikan paa manusia mencintaimu. Sebagaimana firman allah SWT : “sesungguhnya orang yana beriman dan beramal salih, kelak allah yang maha pengasih akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang” (maryam :96). Yakni allah mencintai mereka dan menjadikan orang-orang mencintai mereka. Dalam hadist disebutkan : “apabila allah ta’ala mencintai seorang hamba, dia menyeru jibril as, sesungguhnya allah telah mencintai si fulan, maka cintailah dia, maka jibril mencintainya,. Kemudian jibril berseru di langit : sesungguhnya allah telah mencintai si fulan, maka cintailah dia, maka penghuni langit mencintainya dan letakkanlah kecintaan kepadanya pada penghuni bumi”.
Dulu ada seseorang perempuan yang memiliki anak perempuan yang akhlaknya rusak, ia selalu berkelahi dengan teman-teman perempuannya di sekolah karena terkadang ia memfitnah mereka dan terkadang juga ia mencemooh mereka, menyombongkan diri kepada mereka, mencuri peralatan-peralatan mereka. Apabila gurunya melarang akhlak yang tidak terpuji ini, ia keras kepala dan beradab buruk sehingga seluruh gurunya marah kepadanya bahkan tidak ada seorangpun yang ingin berteman dengannya. Suatu hari, ia datang ke sekolah, sedangkan pakaiannya kotor, peralatan-peralatannya tidaklah lengkap, ia selalu tidak menghafal pelajarannya bahkan tidak dapat memahaminya karena ia sendiri tidak mendengarkan penjelasan guru, serta selalu tidak hadir kesekolah selama beberapa hari dalam satu bulan. Akhirnya, ketika kepala sekolah mengetahui keburukan akhlaknya, tertinggalnya ia dalam pembelajaran, kepala sekolahpun mengeluarkannya dari sekolah. Setelah beberapa waktu, ibunya meninggal, hingga ia hidup miskin: ia selalu mondar-mandir di saat cuaca panas untuk meminta beberapa dirham kepada orang-orang, iapun menyesal akan ketidak tahuannya dan ketidak berakhlaknya ketika masih kecil. Akan tetapi, penyesalannya tidaklah berguna.
Ketika umur nafisah telah mencapai 6 tahun, ibunya menawarkanya untuk belajar di salah satu sekolah islam khusus perempuan. Kemudian nafisah menolak dan berkata: apa manfaat dari sekolah wahai ibu? Lebih baik saya menetap di sini (di rumah) sehingga aku dapat bermain dengan bonekaku dan lukisanku, lantas ibunya menjawab seraya berkata: engkau miskin wahai anakku. Sesungguhnya ketika engkau mengetahui beberapa manfaat dari sekolah karena engkau masih kecil, maka dengarkanlah nasihat ibu: Kamu harus selalu berangkat ke sekolah setiap hari agar engkau tahu kewajibanmu terhadap Allah, kedua orang tuamu, dan seluruh umat manusia, dan agar kamu berakhlak yang mulia, mengetahui ilmu yang bermanfaat yang dapat membahagiakanmu di dunia dan di akhirat. Rasulullah SAW telah bersabda: Mencari ilmu hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Ketahuilah bahwa waktu yang sangat tepat untuk belajar adalah waktumu yang sekaran, bersungguh-sungguhlah dalam mencari ilmu, jangan engkau sia-saiakan waktumu, sehingga engkau akan menyesal di masa yang akan datang, sedangkan penyesalan tidaklah berguna seperti halnya mereka para perempuan yang bodoh yang tidak mau belajar di masa kecilnya, sehingga mereka sangat menyesal. Setelah nafisah mendengarkan nasihat ibunya, ia pun segera bergegas ke sekilah dengan perasaan gembira, iapun selalu berusaha dan bersungh-sungguh, sehingga menjadi murid perempuan yang paling baik akhlaknya, paling mengetahui pelajaran, dan paling mencintai guru-gurunya.
Apabila bel pulang telah berbunyi, maka bergegaslah untuk mengumpulkan buku-bukumu dan catatan-catatanmu dan tatalah secara rapi di dalam tasmu, telitilah untuk tidak meninggalkan sesuatu di sekolah yang dapat menyebabkan kehilangan dan engkau tidak dapat mengulas pelajaran di rumah. Hindarilah juga untuk tidak lambat dalam menata peralatan-peralatanmu sehingga engkau tertinggal dari teman-temanmu dan dapat merubah aturan keluarnya mereka dari kelas dan dapat menyebabkan mereka terlambat untuk pulang ke rumah dan pada akhirnya mereka marah denganmu dan membuang waktu gurumu. Tunggulah perintah gurumu untuk dapat keluar dari kelas, kemudian keluarlah dari kelas dengan penuh adab, janganlah mendesak seseorang, berjalanlah secara lurus dengan penuh rasa malu dan wibawa di jalan sehingga engkau sampai ke rumah dengan selamat, janganlah engkau menemani kecuali dengan perempuan yang beradab, janganlah engkau berhenti di jalan untuk bermain atau melihat-lihat pemandangan. Apabila engkau ingin membeli peralatan-peralatan sekolah, maka hal tersebut tidaklah apa-apa yang penting dilakukan dengan cepat dan menjaga waktu. Jagalah waktu kepulanganmu ke rumah karena keterlambatanmu untuk pulang ke rumah menyebabkan kekhawatiran dalam keluargamu terutama kedua orang tuamu. Oleh karena itu, janganlah engkau bergegas setelah keluar dari sekolah kecuali ke rumahmu. Apabila engkau di ajak untuk berkunjung ke kerabat terdekatmu atau sahabatmu, maka engkau harus meminta izin kepada kedua orang tuamu terlebih dahulu agar hati mereka tenang terhadapmu. Apabila kebiasanmu pergi di pagi hari bersama salah satu tetanggamu, maka jangan lupa juga untuk menaminya pulang karena hal tersebut merupakan salah satu pemenuhan hak-hak kekerabatan dan tetangga dan meninggalkannya menyebabkan kerisauan dan kekasaran. Ketika engkau sampai di rumahmu, maka jabatlah tangan kedua orang tuamu, kemudian bergegas ke kamarmu dan letakkan tasmu di dalam lemari atau di tempat khusus. Hindarilah untuk membalikkan tas atau meletakkannya di tempat yang bukan semestinya sehingga waktumu terbuang untuk mencarinya. kemudian pergilah ke kamar mandi dan berwudhu serta sholat duhur berjama’ah. Setelah selesai makan siang, beristirahatlah sejenak, kemudian telaahlah materi pelajaranmu yang sudah engkau pelajari hari ini, dan pelajarilah kembali materi kemarin, kemudian persiapkanlah untuk pelajaran besok dengan tanpa membutuhkan pengawasan seseorang melainkan engkau mengawasi dirimu sendiri dalam melakukan kewajibanmu.
Radiyah merupakan anak perempuan yang sangat dicintai keluarganya dan juga guru-gurunya bahkan teman-temannya karena ia rajin dalam belajar dan tekun datang ke sekolah setiap hari dalam waktu-waktu tertantu, ia selalu memuliakan gurunya, menaati segala perintahnya, berakhlak baik dengan setiap orang. Radiyah menyukai aturan dan tata tertib di segala hal, selalu menjaga waktu-waktunya, tidak menyia-nyiakan waktu dalam hal yang tidak bermanfaat karena ia bahwa ayahnya mengirimnya ke sekolah untuk belajar sehingga menjadi perempuan yang pandai, memahami kewajiban-kewajibannya, mampu untuk mengatur segala urusannya sendiri. Pada suatu hari, Radiyah lupa bahwa bukunya masih di dalam rumah dan ia ingat bukunya ketika telah sampai di sekolah, kemudian iapun kembali kerumah seketika itu juga untuk mengambil buku tersebut agar ia tidak datang pada pelajaran tanoa buku yang menyebabkan gurunya marah dan pemahaman pelajarannya terlewat. Ketika Radiyah hendak memasuki sekilah, tampaklah rasa capek dalam dirinya karena sebab jalan terlalu cepat. Kemudian sang guru menanyakan sebab kelelahannya, kemudian Radiyah menyampaikan fakta yang terjadi. Kemudian sang guru berkata kepadanya: baiklah, akan tetapi jangan lupa untuk kedua kalinya, lihatlah semua peralatan-peralatanmu sebelum berangkat ke sekolah. Seorang anak perempuan mendengarkan nasihat gurunya, sehingga setelahnya itu, ia tidak pernah lupa dengan peralatan-peralatannya.
Sesungguhnya engkau perempuan sangat mencintai kedua orang tuamu: karena mereka berdua telah mendidikmu di rumah. Maka, cintailah gurumu karena ia telah mendidikmu di sekolah: ia telah mendidik akhlakmu, mengajarimu ilmu yang bermanfaat untukmu, menasihatimu dengan nasihatnya yang bermanfaat, karena sangat mencintaimu bahkan ia berharap engkau akan menjadi anak perempuan yang pandai serta berakhlak baik. Hormatilah gurumu seperti halnya engkau menghormati kedua orang tuamu yaitu dengan engkau duduk di hadapanya dengan sopan santun, berbicara kepadanya dengan penuh adab, apabila ia sedang berbicara, maka jangan engkau potong pembicaraannya, melainkan tunggulah sampai ia selesai dari pembicaraannya, dengarkanlah pelajaran yang sedang disampaikan olehnya. Apabila engkau belum dapat memahami beberapa masalah, maka bertanyalah kepadanya tentang masalah tersebut dengan lembut dan penuh penghormatan, yaitu dengan mengangkat jari telunjuk kananmu terlebih dahulu, hingga ia memberikan izin kepadamu untuk bertanya, janganlah bertanya kecuali pada tema yang sedang dipelajari, apabila ia bertanya sesuatu kepadamu maka berdirilah dan jawablah pertanyaanya dengan jawaban yang baik dan dengan suara yang jelas dan sesuai pertanyaan, dan janganla engkau menjawab jika guru bertanya kepada siswa yang lain karena hal tersebut bukan merupakan adab. apabila engkau ingin dicintai gurumu, maka lakukanlah kewajibanmu yaitu untuk selalu hadir setiap hari di waktu tertentu, janganlah alpa dalam pelajaran, jangalah terlambat masuk kecuali dengan udzur yang tepat, bergegas memasuki kelas setelah istirahat, dan hindarilah untuk suka terlambat, apabila gurumu menyalahkanmu, maka kemukakanlah alasan-alasan yang dapat membatalkan, memahami semua pelajaranmu, melanggengkan hafalan atau muthalahahnya, memperhatikan kebersihan dan ketertiban buku-bukumu dan peralatan-peralatanmu, tunduk terhadap segala perintag gurumu dengan sepenuh hatimu bukan karena takut dari hukuman. Jika ia menghukummu, maka janganlah engkau marah karena ia tidak akan menghukummu kecuali agar engkau menunaikan kewajibannya, dan hal tersebut sangat bermanfaat untukmu, dan engkau akan bersyukur terhadap hal tersebut jika engkau sudah beranjak dewasa. Tidak dapat dipungkiri bahwa bersamaan dengan didikan guru kepadamu, ia sangat menyayangimu, dan ia berharap didikan ini bermanfaat untukmu. Oleh karena itu, bersyukurlah kepadanya atas keikhlasannya dalam mendidikmu, janganlah engkau melupakan kebaikannya selamanya. Sedangkan murid perempuan dengan akhlak yang rusak, maka ia akan selalu marah jika gurunya mendidiknya dan akan mengadu kepada kedua orang tuanya.
Wahai siswi yang pandai, engkau belajar dengan teman-temanmu dalam satu sekolah, seperti halnya engkau hidup bersama saudara-saudaramu dalam satu rumah, maka cintailah teman-temanmu seperti halnya engkau mencintai saudara-saudaramu, hormatilah orang yang lebih tua darimu, sayangilah orang yang lebih muda darimu, saling menyokong dengan teman-temanmu di waktu belajar untuk mendengarkan perkataan guru, menjaga aturan, bermainlah dengan mereka di waktu istirahat di halaman sekolah dan bukan di kelas, hindarilah perbuatan memutus, bertengkar, dan berteriak-teriak, dan hindarilah permainan yang tidak sesuai denganmu seperti lompat tinggi dan berlari yang dapat membahayakanmu. Apabila engkau ingin menjadi orang yang dicintai dikalangan teman-temanmu, maka janganlah bakhil kepada mereka apabila mereka ingin meminjam sesuatu darimu, karena sifat bakhil sangatlah buruk, janglah bersifat sombong kepada mereka apabila engkau menjadi orang yang pandai atau rajin, ataupun kaya, karena sifat sombong merupakan bukanlah merupakan akhlak anak perempuan yang baik. Apabila engkau melihat siswi yang malas, maka nasihatilah ia untuk rajin dan meninggalkan sifat pemalas atau bodoh, bantulah ia untuk memahami pelajarannya, atau engkau melihat siswi yang fakir, maka kasihanilah ia dan bantulah ia sesuai dengan kemampuan dalam membantu. Janganlah engkau menyakiti temanmu dengan mempersempit tempatnya atau menyembunyikan peralatan-peralatannya atau membuka dompetnya tanpa izin sehingga engkau dikenal sebagai pencuri atau penghianat yang menyebabkan gurumu memberikan hukuman kepadamu, orang-orang menjauhimu. Hindarilah juga untuk memalingkan pipimu kepadanya atau melihatnya dengan pandangan tajam atau berprasangka buruk kepadanya atau menyakitinya dengan meniup atau bersuara di telinganya karena semua hal itu dapat menyakitinya. Dalam hadits disebutkan: “Seorang muslim adalah mereka yang menjaga lisan dan tangannya”. Apabila engkau meminjam sesuatu kepadanya maka jangan merubahnya atau menghilangkannya atau mengotorinya dan kembalikanlah secepatnya kemudian ucapkanlah terima kasih atas kebaikannya. Apabila engkau berbicara dengannya, maka berkatalah dengan lembut dan senyum, janganlah engkau meninggikan suaramu atau berwajah masam. Hindarilah perselisihan, sifat pemarah, hasud, perkataan yang kotor, berbohong, mencela, dana du domba, jangalah engkau bersumpah walaupun perkataanmu benar. Hindarilah untuk tidak mencontek pelajaran imla atau insya dari temanmu, karena hal tersebut bukanlah merupakan sifat amanah. Sesungguhnya engkau tidak mengetahui kerugian yang disebabkan karena mencontek kecuali ketika engkau tidak lulus dari ujian, sehingga engkau menyesal tiada berguna.
Apabila murid perempuan sudah sampai ke sekolahnya, maka bersihkanlah sepatunya dengan pembersih, kemudian menuju ke kelasnya, mengetuk pintu dengan lembut, memasuki kelas dengan tata krama, mengucapkan salam kepada teman-temannya, berjabat tangan seraya tersenyum dan berkata: semoga Allah menjadika pagi kalian dengan kebaikan dan kebahagiaan, kemudian meletakkan tasnya di laci meja. Apabila gurunya datang, maka berdirilah dari tempatnya, menyambutnya dengan tata krama dan kehormatan, kemudian berjabat tangan. Apabila bel berbunyi, maka bergegaslah menuju ke kelas, kemudian duduk dengan lurus dan penuh khidmat: tidak berbicara dengan teman-temannya, tidak bermain, tidak menoleh-noleh, kemudian masuk ke kelas setelah ada petunjuk guru dengan penuh tata krama dan aturan, menuju ke tempat duduk kemudian duduk dengan baik: duduk lurus dan tidak membengkokkan dadanya, tidak menggerak-gerakkan kedua kakinya, tidak berdesakan dengan selainnya, tidak meletakkan kaki di atas kaki yang lain, tidak mempermainkan kedua tangannya dan meletakkannya di bawah kedua pipinya. Seorang murid perempuan juga harus menjauhi perilaku menulis pada saat sedang membaca, dan menjauhi perilaku mengabsen pada waktu menulis, tidak mencipratkan tinta di atas lantai, tidak mengotori jari-jarinya atau pakaian-pakaiannya. Pada saat duduk, seorang murid menyambut gurunya, diam untuk belajar, tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak mengajak orang lain berbicara atau membuatnya tertawa karena semua hal tersebut dapat menghalangi pemahaman, tidak melarang teman-temannya, sehingga membuat guru marah dan menyebabkan tertinggal pelajaran bahkan gagal dalam ujian, tidak berpindah dari tempatnya ke tempat yang lain tanpa izin, tidak sibuk sendiri dengan pelajaran lain pada saat pembelajaran.
Seorang murid perempuan harus menjaga peralatan-peralatannya, yaitu dengan menata semua pada tempatnya, sehingga tidak berubah atau hilang atau mengotori, serta agar tidak merasa letih ketika membutuhkannya dan waktunya hilang dalam mencarinya, selalu menyampuli kitab-kitab dan buku catatannya sehingga tidak sobek dan kotor, tidak menjilati jari-jari tangannya ketika ingin membalik lembar kitab-kitab dan buku catatannya karena hal tersebut merupakan kebiasaan yang jelek, berlawanan dengan tata krama, dan membahayakan kesehatan. Seorang murid perempuan juga harus menjaga pensilnya sehingga tidak terjatuh dan pecah, apabila ingin mengasa pensil, maka jangan mengasah di atas kursi atau jangan mengasah pensil dengan sampul kitab-kitab dan buku catatannya, melainkan gunakakanlah tempat pensil atau pisau, dan janganlah menghisap pensil dengan bibirnya atau menghapus tulisan dengan air ludahnya, melainkan gunakanlah penghapus, atau mengeringkan tinta dengan menggunakan pakaiannya, melainkan gunakanlah handuk kecil.
seperti halnya seorang murid perempuan harus menjaga peralatan-peralatannya, ia juga haru menjaga peralatan sekolah agar tidak berubah atau mengotori tempat duduk, bangku, dan kursi, tidak duduk di atas tembok-tembok dan pintu-pintu sekolah, serta tidak memecahkan kacanya, tidak mengotori halaman dengan tidak membuang ludah dan ingus di atasnya atau membuang bekas rautan pensil, tidak memotong kertas-kertas di halaman, melainkan buanglah di keranjang sampah khusus, tidak bermain bel sekolah, tidak menulis di papan sekolah atau merubah penghapus papan tulis, dan apabila seorang murid perempuan ingin memasuki divisinya, maka bersihkanlah sepatu dengan pembersih terlebih dahulu.
Salma adalah anak perempuan yang memiliki akhlak baik, seluruh ibu sangat berharap untuk memiliki seorang anak perempuan seperti Salma. Salma memiliki tetangga yang menyayanginya, dan tetangga tersebut juga menyayangi Salma. Pada masa libur sekolah, ayahnya ingin membawanya ke sebuah kebun binatang, kemudian Salma berkata kepada ayahnya: wahai ayah, aku akan pergi dengan tetanggaku, Su’ad karena aku tidak akan bahagia kecuali apabila aku pergi dengannya. Ayahnya pun sangan senang dengan kebaikan akhlaknya. Ketika Salma dan tetangganya sudah sampai di kebun binatang, mereka berdua melihat-lihat berbagai macam burung yang mengagumkan dan beberapa hewan yang asing Selang beberapa lama, Salma berkata kepada tetangganya: sekarang kita sudah melihat-lihat seluruh hewan yang ada di kebun binatang, apakah engkau ingin kita segera kembali? Tetangganya pun menjawab: iya wahai tetanggaku yang baik dan aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu kepadaku. Kemudian Salma pun meminta kepada ayahnya untuk segera kembali ke rumah. Ketika Salma telah sampai di rumahnya, ia menceritakan semua yang ia lihat kepada keluarganya. Mereka pun merasa bahagia atas Salma bahkan mereka sangat bersyukur atas kasih-sayang Salma kepada tetangganya.
Seorang anak perempuan harus senantiasa menyukai ketertiban dan kebersihan: bangun dari tidur setiap pagi, mandi dengan menggunakan sabun, memakai handuk yang bersih, kemudian berwudhu dan shalat subuh berjama’ah, berjabat tangan setelah shalat, menyisir rambutnya, memakai pakaian sekolah dengan bersih dan rapi, kemudian mengulas materi pelajaran yang dipelajarinya sebelum tidur. Kemudian sarapan pagi agar kuat untuk beraktifitas dan agar tidak membutuhkan makanan di luar rumah seperti halnya sebagian anak perempuan yang sarapan di rumah masing-masing, menata perelatan-peralatannya di dalam tempat penyimpanannya setelah melihat jadwal pembelajaran agar tidak melupakan satu buku atau satu daftar, kemudian meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk berangkat ke sekolah, lantas keluar rumah sebelum masuk kelas sehingga tidak terlambat datang.
Sudah seharusnya bagi murid perempuan untuk memilih jalan yang paling dekat dan aman serta sudah seyogyanya ia berjalan dengan lurus: tidak menoleh ke kanan dan ke kiri tanpa ada hajat, tidak bergerak dengan gerakan yang tidak pantas untuknya, tidak mempercepat dan memperlambat perjalanannya, tidak makan dan bernyanyi, bahkan tidak membaca buku sedang ia dalam keadaan sedang berjalan kaki. menghindari lumpur dan hal-hal yang kotor agar tidak terjatuh dan membuat pakaian atau sepatu kotor, menjauhi desakan sehingga tidak bertabrakan dengan seseorang, tidak menghilangkan peralatan-peralatannya. Murid perempuan juga tidak berjalan di sisi kanan agar selamat dari tabrakan kendaraan, tidak berhenti di tengah jalan untuk melihat-lihat took atau segala sesuatu yang menarik perhatiannya, tidak membatasi pandangannya pada jendela, pintu, atau orang-orang yang lewat, tidak memberhentikan salah satu temannya hanya untuk berbicara kosong. Apabila bertemu dengan perempuan yang lemah atau buta, maka bantulah ia sesuai kemampuan, apabila berjalan dengan dengan salah satu teman-temannya, maka jangan bersenda gurau dengan mereka, jangan meninggikan suara ketika berbicara atau tertawa, berhati-hati untuk tidak mencemooh seseorang atau mengumpatnya. Semua hal tersebut merupakan kebiasan-kebiasaan yang jelek dan berlawanan dengan rasa malu dan tata krama.
Halimah adalah anak perempuan yang beradab. Seluruh temannya, ayahnya, dan ibunya sangat menyayanginya. Halimah memiliki saudara perempuan bernama Zubaidah. Akan tetapi, Zubaidah memiliki akhlak yang tidak baik. Oleh karena itu, ayahnya, ibunya, dan setiap orang yang mengenalnya tidak suka dengan dirinya. Di dalam rumah Halimah terdapat seorang pelayan bernama Muthi’ah. Pelayan tersebut selalu menemani Halimah, yaitu ketika mereka berdua berangkah ke sekolah, dan ketika mereka berdua pulang dari sekolah. Pelayan tersebut sangat menyayangi Halimah karena selalu memperlakukannya dengan baik: Halimah tidak pernah merendahkanya dan juga tidak sombong kepadanya. Akan tetapi, pelayan tersebut sangat tidak suka dengan Zubaidah, Karena ia selalu berbuat jahat dan menyakitinya hingga hatinya menjadi sempit dan tidak mampu untuk bersabar atas hal-hal yang menyakitkannya. Kemudian sang pelayan mengundurkan diri dari pekerjaannya, sehingga membuat Halimah dan ibunya sangat menyesal atas keluarnya pelayan yang sempurna ini dari rumah. Beberapa hari kemudian, seorang pelayan lain bekerja sebagai penggantinya. Akan tetapi, ternyata pelayan tersebut berwatak tidak baik dan berakhlak kasar dan seperti biasanya, Zubaidah menyakitinya bahkan terkadang memukulnya dan mencemoohnya, serta meludahi wajahnya sehingga sang pelayan dendam kepadanya. Kemudian akhirnya ia mencuri perhiasan Zubaidah dan melarikan diri dari rumah. Zubaidahpun menangis karena kehilangan perhiasannya. Akan tetapi tangisannya tidak bermanfaat untuknya. Kemudian ayah dan ibunya memberikan hukuman yang berat kepada Zubaidah. Pada akhirnya, Zubaidah sudah mulai taubat dari akhlaknya yang jelek.
Ayah dan ibumu sangat menyayangi tetangga, ayah dan ibumu ingin agar engkau juga menyayangi tetangga karena mereka juga sangat menyayangi kedua orang tuamu, tetangga juga selalu membantu kedua orang tua apabila orang tua membutuhkan pertolongan. Ibumu terkadang meminjam sebagian peralatan kepada tetangga, dan sebaliknya tetangga juga meminjam sebagian peralatan kepada ibumu. Setiap insan yang baik akan menyayangi tetangganya, dan tetangga juga akan menyayanginya untuk dapat menangkap seorang pencuri. Apabila seseorang datang dari perjalanan atau melahirkan anak, bagaimana tetangga datang menuju kerumahnya untuk menunjukkan kebahagaiaan mereka atas kedatangannya dari sebuah perjalanan dan hadirnya anak baru. Apabila ia jatuh sakit, merekapun sedih kepadanya dan bahkan datang menjenguk ke rumahnya serta bertanya tentang keadaannya dan mendoakan kesehatan untuknya.
Engkau harus menyayangi tetanggamu, menghormati dan tidak menyakiti mereka seperti mencela mereka, merendahkan mereka, meninggikan suaramu tatkala mereka tertidur, melempari rumah mereka, mengotori halaman dan dinding-ding rumah mereka. Disebutkan dalam hadits: “Siapa orangnya yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya”. Jika engkau ingin bertemu dengan anak-anak tetangga, maka mulailah dengan uluk salam, tersenyum di hadapan mereka, bermainlah dengan mereka, dan jagalah untuk tidak bertengkar dengan salah satu diantara mereka, apabila salah satu diantara mereka tidak terlihat, maka bertanyalah perihal tentangnya, apabila ada yang sakit, maka jenguklah ia, apabila ibumu memberikanmu sebuah makanan atau buah kemudian tetanggamu datang, maka janglah lupa untuk makan dengannya. Dengarkanlah cerita tentang Salma dan tetangganya, jadilah engkau seperti Salma, sehingga engkau menjadi gadis yang mulia dan terhorma diantara seluruh manusia.
Lubna adalah seorang anak perempuan kecil berumur 8 tahun. Ia anak yang taat kepada kedua orang tuanya, dicintai keluarganya dan seluruh umat manusia, ia memiliki kerabat bernama Laila, Laila adalah anak perempuan dari pamanya dari pihak ayah, Lubna sangat menyayangi Laila, setiap hari Lubna selalu membantu dan berbuat baik kepada Laila. Lubna sangat senang bertemu dengan Laila. Lubna memiliki akhlak yang baik dan adab yang bagus. Oleh karena itu Lubna tidak mencemooh saudaranya, Laila walaupun ia anak perempuan miskin, bahkan Lubna sangan mengormati Lila dan selalu membuat hatinya merasa senang. Apabila Laila membutuhkan peralatan sekolah, Lubna selalu meminjaminya, dan apabila Laila ingin meminjam sesuatu darinya, Lubna tidak berbuat bakhil kepada Laila. Pada suatu hari, seoran guru memerintahkan semua murid-muridnya untuk membeli kitab Akhlak untu anak perempuan. Kemudian Lubna membeli dua kitab. Kemudian, Lubna menghadiahkan satu kitab kepada kerabatnya, Laila. Ketika sang guru mendengar berita itu, ia merasa sangat senang, dan mengucapkan rasa terima kasih di depan teman-temannya, serta memotivasi mereka untuk mencontoh perilaku atau akhlak Lubna yang sangat baik.
Pelayanmu adalah dia yang selalu sibuk di dalam rumahmu, membersihkan peralatan rumah tangga, menyapu halaman, memasakkan makananmu, mencucikan pakaian-pakaianmu, membantu ibumu dalam kesibukannya, selalu diperintahkan untuk kebutuhan ibu, pergi ke pasar setiap hari untuk membeli daging, sayuran, rempah-rempah, dan lain-lain. Jikala engkau ingin ibumu merasa senang denganmu, maka berakhlak yang baiklah kepada pelayanmu, apabila engkau ingin memerintahkannya, maka gunakanlah perkataan yang lembut, apabila pelayan melakukan kesalahan, maka beritahulah kesalahannya dengan cara yang halus dan lembut kemudian maafkanlah ia. Dulu nabi Muhammad SAW memiliki seorang pelayan bernama Anas. Nabi tidak pernah menggertak dan memarahinya. Seorang laki-laki lantas bertanya kepada Nabi: Berapa kali kita memaafkan seorang pelayan wahai Rasulullah? Nabi menjawab maafkanlah ia 70 kali dalam satu hari. Jika engkau melakukan pernuatan yang bertentangan seperti memcahkan wadah, merubah peralatan-peralatan, kemudia ibumu marah, maka kabarkanlah kepadanya bahwa engkaulah yang melakukannya dan mintalah maaf kepadanya, dan janganlah sekali-kali engkau tidak mengakui perbuatanmu dan menuduh pelayan dengan sesuatu yang tidak ia lakukan, dan janganlah engkau berbohong dan membahayakan orang lain. Apabila engkau memanggil pelayanmu dan ia tidak menjawab panggilanmu seketika itu, maka janglah engkau memarahinya barang kali ia tidak mendengar suaramu. Begitupun jika engkau memerintahkannya sesuatu dan ia lambat, maka janganlah tergesa mengomelinya karena barangkali ia sedang dalam udzur. Janglah engkau memukul, mencerca, dan menggertak, serta cemberut kepada seorang pelayan. Dan tidaklah ada seorang yang melakukan hal tersebut kecuali anak perempuan yang memiliki akhlak tidak baik yang suka membenci semua manusia. Ketahuilah engkau wahai anak perempuan engkau tidak tahu betapa butuhnya engkau kepada seorang pelayan kecuali ketika pelayanmu keluar dari rumah, sehingga ibumu merasakan lelah dan kesusahan. Oleh karena itu, perlakukanlah pelayanmu degan perlakuan yang baik sehingga ia tetap betah di dalam rumah dan membantu kedua orang tuamu. Dan ketahuilah juga wahai anak perempuan bahwa semua pelayan merupakan manusia seperti kita. Mereka dapat merasakan seperti perasaan kita, maka kita tidak diperbolehkan untuk melarang mereka dan berbuat sombong kepada mereka. Janglah engkau suka duduk dengan pelayan dan janganlah engkau bercakap-cakap dengannya kecuali sesuai kebutuhan agar engkau tidak mengambil wataknya, dan janganlah engkau bercanda dengan pelayan karena hal itulah yang membuatnya berani denganmu dan terkadang engkau mendengar perkataan yang tidak baik darinya.
Ruqayyah dan Maryam merupakan dua perempuan yang saling bersaudara: mereka saling mencintai antar sesama dan saling menemani. Mereka berdua berangkat ke sekolah bersama-sama dan pulang dari sekolah juga bersama-sama, saling membantu dalam mengulas kitab-kitab, menghafal pelajaran baik di rumah maupun di sekolah. Dan di waktu luang mereka berdua bermain dan bercanda bersama-sama. Pada sautu hari, ruqayyah membeli buah apel dari beberapa macam buah. Kemudian ia bertanya kepada ibunya seraya berkata: wahai ibu, kabarkan kepadaku dimana saudaraku, Maryam? Karena aku ingin membagi apel ini antara aku dan dia. Sang ibupun merasa sangat bahagia dan mengakabrkan kepada Ruqayyah bahwa Maryam berada di kebun. Ruqayyahpun langsung cepat-cepat bergegas menuju ke kebun dan ternyata saudaranya sedang mengumpulkan bunga. Maryam ingin membuat sebuah buket lembar dari bunga-bunga tersebut. Lantas, Ruqayyah memberikannya buah apel sehingga iapun tersenyum dan merasa bahagia. Maryam berterima kasih kepada Ruqayyah atas kebaikan dan kelembutanya. Karena hal inilah, Maryam memberikan sebuah buket karangan bunga kepada Ruqayyah seraya berkata: dan inilah hadiahku untukmu wahai saudaraku yang mulia. Maryampun merasa senang atas hal tersebut dan Ruqayyahpun berkata: terima kasih banyak wahai saudaraku. Seperti itulah kedua saudara perempuan ini hidup dalam ketentraman dan kebahagiaan.
Anak perempuan yang berakal akan mencintai dan menghormati seluruh kerabat-kerabatnya seperti kakek dan neneknya, seluruh paman dan bibinya dari pihak ayah serta seluruh anak-anaknya, seluruh paman dan bibinya dari pihak ibu serta seluruh anak-anaknya sebagai bentuk melaksanakan firman Allah SWT: (Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua dan karib-kerabat). Mereka juga mencintainya dan kedua orang tuanya. Perempuan yang berakal juga akan bertata krama sebagaimana berikut: Berinteraksi kepada orang yang lebih tua sepertihalnya ia berinteraksi dengan kedua orang tuanya, saudara-suadara perempuannya yang lebih dewasa dan juga berinteraksi kepada orang yang lebih muda sepertihalnya ia berinteraksi dengan saudara-saudara perempuannya yang lebih muda, bertatap muka kepada mereka dengan tatapn yang baik apabila ia setuju dengan mereka, berbicara kepada mereka dengan perkataan yang indah, melaksanakan segala peritahnya jika mereka memerintahkan sebuah perintah, membantu ketika mereka membutuhkan sesuatu, bertanya tentang mereka jika engkau tidak melihat mereka, janganlah engkau bertengkar dengan mereka atau menyela mereka atau bermuka masam di hadapan mereka, kunjungilah mereka dari waktu ke waktu terutama ketika hari raya atau beberapa kesempatan seperti ketika salah satu diantara mereka tertimpa sakit atau melahirkan atau hendak bepergian atau ketika kembali dari bepergian, maka berbahagialah engkau karena melihat mereka bahagia dan bersedih karena mereka sedih, berhati-hati dari niatan berakhlak jelek kepada mereka karena hal tersebut dapat menyebabkan Allah SWT marah, dan juga dapat membuat kedua orang tua atau karib kerabat dekatnya menjadi marah. Anak perempuan yang berbuat baik kepada karib kerabatnya akan hidup dengan tenang dan dicintai, Allah akan melapangkan rizkinya dan memanjangkan umurnya sebagaimana dalam hadits: “Silaturahim dapat memperpanjang umur”.
Jika engkau mengetahui kesusahan kedua orang tuamu dalam mendidikmu dan mengetahui betapa besarnya kecintaan mereka kepadamu, maka dengan apa engkau akan berbalas budi kepada mereka?. Tentu, engkau tidak akan sanggup untuk membalas budi kepada mereka kecuali engkau harus melakukan beberapa tata krama berikut: Selalu melaksanakan perintah mereka berdua dengan penuh kecintaan dan penghormatan dan selalu melakukan segala sesuatu yang membuat mereka berdua merasa ridho: dengan cara engkau berbuat baik kepada mereka berdua. Allah SWT berfirman: (berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu), selalu tersenyum di hadapan mereka berdua, bersalaman kepada mereka berdua setiap pagi dan sore, mendoakan umur panjang untuk mereka berdua dalam keadaan sehat dan afiyah, menjaga buku-bukumu dan baju-bajumu, menjaga segala peralatanmu, menata semuanya ditempatnya dengan baik, berusaha untuk mengulas pelajaranmu, melakukan segala sesuatu yang dapat membuat mereka berdua senang di dalam rumah maupun di luar rumah . Menghindari segala sesuatu yang dapat menyakiti mereka berdua: janganlah mengeraskan suaramu di atas suara mereka berdua, akan tetapi berbicaralah kepada mereka dengan ucapan yang lembut. Allah SWT berfirman: (janganlah engkau berkata “ah” kepada mereka dan janganlah engkau menggertak mereka berdua, malainkan katakanlah kepada mereka dengan perkataan yang mulia). Dan janganlah engkau merengek kepada mereka dalam meminta sesuatu apalagi ketika di depan seorang tamu, jika mereka berudua melarangmu untuk meminta sesuatu dan marah kepadamu: janganlah marah (mengambek), janganlah memandang mereka berdua dengan pandangan tajam atau dengan wajah muram, jangan meggerutu kepada mereka berdua, melainkan diamlah dan terimalah segala nasihat-nasihatnya dengan penuh kebahagia dan kegembiraan. Hindari juga untuk berbohong dan mencaci maki kepada mereka berdua. Disebutkan dalam sebuah hadits: “Salah satu diantara dosa besar adalah cacian seorang anak kepada kedua orang tuanya”. Ada seorang laki-laki datang kepada nabi SAW dan bertanya: wahai Rasulullah: siapakah orang yang berhak untuk aku muliakan? Nabi menjawab: ibumu. Ia bertanya lagi: kemudian siapa? Nabi menjawab: ibumu, lantas bertanya lagi: kemudian siapa? Nabi menjawab: ibumu. Lantas bertanya kembali: kemudian siapa? Nabi menjawab: ayahmu. Seorang anak perempuan yang selalu memperlakukan kedua orang tuanya dengan perlakuan yang baik akan mendapat ridha Allah dan ridha kedua orang tuanya. Disebutkan dalam hadits: “surga berada di telapak kaki ibu”.
Bersikaplah sopan kepada saudara-saudara perempuan dan laki-lakimu karena mereka adalah orang yang paling dekat denganmu setelah kedua orang tuamu. Kedua orang tuamu sangat senang kepadamu apabila engkau bersikap sopan kepada saudara-saudarmu. Hormatilah saudara laki-lakimu dan saudara perempuanmu yang besar, iktutilah nasihat-nasihat mereka berdua, lakukanlah apabila mereka berdua memerintahkan sesuatu dan janganlah bersikap keras kepala kepada mereka berdua, sayangilah saudara laki-lakimu dan saudara perempuanmu yang masih kecil, berhati-hatilah untuk tidak menyakiti mereka dengan pukulan atau caci maki, memutus tali persaudaran, mengubah atau meminjam mainan-mainan mereka tanpa izin. Nabi Muhammad SAW bersabda: “bukanlah merupakan dari golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil diantara kita dan tidak mengetahui hak anak dewasa”. Dan Nabi bersabda: “tidaklah diperbolehkan kepada seorang muslim untuk mengasingkan saudaranya diatas 3 hari. Barang siapa yang mengasingkan lebih dari 3 hari kemudian meninggal, maka ia akan masuk neraka”. Bersikaplah toleran kepada saudara laki-laki dan perempuanmu. Janganlah engkau berselisih denga saudara laki-lakimu atau saudara perempuanmu ketika akan memasuki kamar mandi atau pada permainan, atau ketika duduk di atas kursi, dan lain sebagainya. Jadilah engkau perempuan yang sabar, suka memberi maaf, tidak cepat marah, apabila sudara laki-laki dan perempuanmu berbuat jahat kepadamu, maka janganlah engkau membalas berbuat jahat kepada mereka, melainkan bersikaplah toleran kepada mereka. Janglah engkau terlalu banyak bercanda dengan saudara laki-laki dan perempuanmu karena bercanda yang berlebihan dapat menyebabkan dendam dan pertengkaran. Apabila engkau melihat saudara laki-laki dan perempuanmu melakukan pebuatan yang tidak sesuai untuk mereka, maka nasihatilah mereka dengan penuh kelembutan dan janganlah engkau memberatkan mereka. Tidaklah dapat dipungkiri bahwa kedua orang tuamu sangat senang denganmu. Jika engkau mengikuti tata krama ini. Oleh karena itu, hiduplah dengan saudara laki-laki dan perempuanmu dengan penuh ketentraman dan kebahagiaan.
Ketahuilah wahai anak perempuan: bahwa ayahmu sama halnya juga seperti ibumu, ia keluar dari rumah setiap waktu dengan penuh kesabaran merasa lelah, panas, dan dingin. Untuk apakah semua itu? Tidak lain hanya untuk mencari nafkah untuk diberikan kepadamu, ibumu, saudara-saudara laki-lakimu, dan saudara-saudara perempuanmu. Kemudian sang ayah telah membelikanmu sebuah pakaian dan makanan serta segala sesuatu yang engkau butuhkan. Apabila engkau meminta sesuatu yang yang memiliki manfaat untuk dirimu, maka ia tidak pernah melarangmu, bahkan ia rela memberikan apa yang engkau inginkan dan iapun merasa bahagia. Ayahmu berharap agar engkau hidup selamat dari segala marah bahaya dan penyakit. Oleh karena itu, ia selalu melarangmu terhadap sesuatu yang dapat membahayakanmu dan menyuruhmu untuk menjaga kesehatanmu agar engkau tidak jatuh sakit. Apabila engkau jatuh sakit, maka iapun merasa sedih kepadamu bahkan sampai memanggilkan dokter untukmu dan ia membelikanmu obat-obatan dan ia tidak peduli dengan kerugian demi kesehatanmu yang sangat mahal. Ayahmu selalu memikirkan setiap waktu terhadap pendidikanmu. Oleh karena itu, ia memasukkanmu ke sekolah dan membelikanmu beberapa buku serta peralatan belajar agar engkau belajar dan akhlakmu terdidik serta agar di masa yang akan datang, engkau dapat menjadi perempuan yang sempurna dalam akhlak dan tata kramanya, bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi kaumnya.
Dulu ada seorang ayah yang memiliki seorang anak perempuan yang sangat ia cintai karena sang anak selalu melaksanakan segala nasihat-nasihatnya. Pada suatu hari, sang anak perempuan menyelisihi nasihat sayahnya. Sang anak suka mencampur-campur ketika makan, bahkan ia makan dengan tanpa aturan. Kemudian sang ayah memperingatkannya tentang hal tersebut. Akan tetapi sang anak justru tidak mendengarkan perkataan sang ayah hingga tibalah ia ditimpa sakit pinggang. Sang ayahpun akhirnya memanggilkan seorang dokter untuknya. Setelah dokter selesai memeriksa sakit yang diderita sang anak, sang dokter menuliskan nama-nama obat. Akhirnya ayahnya pun membelikan obat tersebut di sebuah apotik dengan harga yang sangat mahal. Bahkan sang ayah juga menyerahkan upah yang mahal untuk sang dokter. Akan tetapi, ang ayah tidak peduli dengan hal tersebut karena ia sangat berharap sang anak dapat sembuh dengan cepat. Ketika sang anak melihat kasih sayang ayahnya, kedua bola matanya mengalirkan air matanya karena bahagia dan hatinya penuh dengan kegembiraan. Setelah beberapa hari kemudian, sang anak telah sembuh dari sakitnya kemudian berjanji kepada ayahnya untuk selalu melaksanakan nasihat-nasihatnya dan tidak lagi menyelesihi segala perintah-perintahnya sehingga sang anak merasa sehat dan hidup dalam ketentraman.
Ada seorang perempuan miskin datang kepada sayyidah Aisyah RA: Ia membawa kedua putrinya, kemudian ia selalu memberikan makan kepada kedua putrinya sebanyak 3 kali, perempuan miskin itupun memberikan masing-masing putrinya satu buah kurma dan ia sendiri mengangkat satu buah kurma kedepan mulutnya untuk ia makan. Kemudian kedua putrinya meminta kurma darinya, sehingga ia harus membelah kurma yang ingin ia makan untuk kedua putrinya. Sayyidah Aisyah pun terbuat bahagia akan hal tersebut, kemudian Aisyah menyampaikan kepada Nabi SAW dengan ceritanya. Nabipun bersabda: sesungguhnya Allah telah memberikannya surga karena kasih sayangnya kepada kedua putrinya. Na’imah merupakan perempuan yang taat kepada ibunya. Oleh karena itu, ibunya sangat mencintainya. Pada suatu hari, Na’imah jatuh sakit. Maka tampaklah raut wajah kesedihan sang ibu hingga air matapun menetes dikedua pipinya. Sang ibu tidak dapat tertidur dan tidak makan kecuali hanya sedikit. Kemudian sang ibu selalu berdoa kepada Allah agar memberikan kesembuhan kepada putri yang sangat dicintainya sampai Na’imah kembali sehat. Sang ibupun merasa sangat bahagia dan kecintaannya kepada Na’imah pun semakin bertambah.
Shofiyah berkata kepada kedua saudara perempuannya: hari ini kita akan bermain dengan lebih tenang dan damai dibanding dengan hari biasanya karena ibu kita sedang sakit. Merekapun pergi ke halaman rumah: mereka bermain di sana tanpa meninggikan suara mereka. Dan ketika ayah mereka datang dari sebuah toko, ia melihat mereka dengan kondisi seperti ini: sang ayahpun merasa lebih bahagia karena mereka. Adapun saudara mereka – Saniyyah – pergi ke apotik untuk membeli botol obat. Kemudia ia membawanya kepada ibunya seraya berkata: Silahkan wahai ibuku, minumlah obat ini agar rasa sakitmu cepat hilang. Sang ibupun duduk di atas kasurnya seraya berkata: sesungguhnya muamalah kalian yang baik dan penuh dengan kecintaan dan kejujuran kepada ibu kalian merupakan salah satu obat paling baik bagiku. Oleh karena itu – insya Allah – saya (ibu) akan sehat dalam waktu dekat.
Zainab adalah anak perempuan yang cerdas. Sejak masa kecilnya, Zainab selalu menyukai pekerjaan dan membeci kemalasan, selalu membantu ibunya di setiap kesibukan rumah. Apabila ibunya memasak makanan atau membuat roti atau mencuci pakaian atau sibuk dengan jahitan, Zainab selalu mendekatinya dan memperhatikannya agar dapat mengikutinya atau mencontohnya dan apabila sang ibu memerintahkan untuk suatu urusan, Zainab selalu memenuhi panggilan ibunya dengan sesegera mungkin, bahkan terkadang ibunya memerintahkan Zainab untuk membeli kebutuhan-kebutuhan rumah dan menasihatinya untuk bersilaturahim ke rumah tetangga dan karib-kerabantnya. Zainab tidak pernah menolak perintah ibunya, sehingga ia memperoleh ridha dari ibunya. Seperti inilah Zianab tidak membutuhkan waktu yang lama untuk ia menjadi perempuan yang pandai dalam segala aktifitas-aktifitas rumah, iapun mengambil alih kedudukan ibunya, sedang ibunya beristirahat dari segala kesibukan, maka jadilah engkau seperti anak perempuan yang sangat membanggakan ini.
Ketahuilah wahai pemudi bahwa: ibumu sudah banyak merasa lelah dalam mendidikmu dari masa kecilmu hingga pada saat engkau beranjak dewasa. Dalam kelelahannya tersebut, ibumu selalu sabar terhadapmu dan sangat bahagia dengamu, ibumu tidak pernah mencintai seseorang melebihi kecintaannya kepadamu, ibumu juga berharap engkau akan menjadi perempuan yang paling baik. Ia telah mengandungmu di dalam perutnya selama 9 bulan, kemudian menyusuimu, memperhatikan kebersihan badan dan pakaianmu, selalu mempersiapkan tempat tidurmu yang bersih agar engkau dapat tertidur dengan lelap, kemudian ia mengajarkanmu untuk berjalan dan berbicara. Betapa besar kebahagiaan sang ibu ketika engkau mulai dapat berjalan dan berbicara. Ibumu selalu memperhatikanmu setiap waktu: setiap pagi ibu selalu membangunkanmu dari tidurmu, kemudian membersihkan badanmu, wajahmu, dan kedua matamu, kemudia memakaikan pakaian bersih kepadamu, menyisir rambutmu, kemudian mempersiapkan sarapan pagi untumu. Dan pada waktu duhur: ibu selalu mempersiapkan makan siangmu. Pada waktu malam hari: ibu juga menyediakan makan malammu, bahkan ibumu selalu menjagamu dari segala sesuatu yang akan menyakitimu baik ketika engkau berjalan, duduk, bermain, ataupun tertidur lelap. Ibumu adalah sosok yang akan selalu bahagia jika engkau bahagia dan kesehatanmu sangat baik, dan ia adalah sosok yang akan merasa sedih jika engkau sedih atau kesehatanmu berubah, kemudia ibu berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu dari segala penyakitmu, ibu selalu mengerjakan sesuatu yang dapat mendatangkan kesehatanmu dan kesedihannya tidak akan hilang kecuali ketika engkau telah sembuh total.
Seorang anak perempuan harus memperhatikan tata krama di dalam rumahnya: menhormati kedua orang tuanya, menghormati saudara laki-laki dan saudara perempuannya serta menghormati setiap orang yang ada di dalam rumah, tidak melakukan perbuatan yang memicu kemarahan salah satu diantara mereka, tidak melawan saudara perempuannya yang lebih tua, tidak berkelahi dengan saudara perempuannya yang lebih muda, tidak mengambil boneka permainan miliknya tanpa izin, serta tidaj menyakiti pelayannya. Seorang anak perempuan juga harus bermain sesuai aturan: tidak berteriak-teriak atau bergerak dengan gerakan yang tidak sesuai dengannya, terlebih jika salah satu orang yang ada di rumah sedang tertidur ataupun sakit. Seorang anak perempuan juga tidak bermain dengan sesuatu yang membahayakan, seperti: debu, api, dan kotoran. Apabila ia memiliki boneka, kemudian saudara perempuannya yang kecil meminta boneka tersebut, ia segera memberikan boneka tersebut kepadanya dengan senang hati dan tidak melarangnya agar tidak menyebabkan tangisan yang membuat ibunya marah. Seorang anak perempuan juga harus memperhatikan kebersihan dan ketertiban rumahnya, yaitu dengan mentapu kamar rumah, tidak meludah dan membuang riak diatasnya, tidak mengotori pintu-pintu dan tembok-tembok, selalu menjaga perlengkapan rumah dengan tidak memecahkan wadah-wadah, kaca-kaca jendela dan pintu, selalu merapikan tempat tidurnya, membersihkan ranjangnya terkhusus jika ia ingin tidur atau bangun dari tidurnya. Seorang anak perempuan juga harus memperhatikan segala pepohonan yang ada di rumahnya: menyiraminya pada waktunya, tidak mengubah sesuatu dari pohon tersebut serta bersikap lemah lembut terhadap segala jenis hewan yang ada di pohon, yaitu dengan tidak lupa memberinya makan dan minum, berhati-hati untuk tidak menyiksa dan menyakitinya. Disebutkan dalam hadits: “seorang perempuan masuk neraka karena kucing, karena sebab seekor kucing”.
Aisyah di dalam rumah merupakan contoh dalam tata krama dan ketertiban: Aisyah mandi setiap pagi dan sore secara mandiri tanpa perintah dari seorangpun, ia juga tidak berlama-lama di dalam kolam karena ia tahu bahwa berlama-lama di dalam kolam sangat bertentangan dengan adab atau tata krama serta dapat membahayakan kesehatan. Ia juga sangat memperhatikan kebersihan pakaian-pakaian dan kitab-kitabnya dan meletakkannya secara teratur di tempat khusus, ia juga tidak membuang riak pada bajunya atau bahkan ditembok, melainkan ia membuangnya di sapu tangan. Aisyah juga sangat memperhatikan untuk menyisir rambutnya, akan tetapi ia juga tidak lama-lama berdiri di hadapan kaca. Aisyah selalu beranjak tidur lebih awal dan bangun dari tidur di pagi hari, kemudian ia mandi dengan menggunakan sabun, berwudhu dan menunaikan shalat subuh berjama’ah dengan keluarganya, kemudian bersalaman denga kedua orang tuanya, saudara lakai-laki dan perempuanya, kemudian mengulas materi pelajarannya. Setelah itu, Aisyah beranjak sarapan dan bersiap untuk berangkat ke sekolahnya. Salah satu dari tata karamanya yang lain adalah Aisyah selalu berjabat tangan dengan keluarganya setiap sore dan tidak memasuki kamar salah satu keluarganya tanpa izin, ia tidak suka duduk dan bersenda gurau dengan para pelayannya dan ia juga tidak suka untuk bercerita tantang apa yang terjadi di dalam rumahnya kepada orang lain, ia tidak pernah meninggalkan shalat atau mengakhirkan waktu shalat dan selalu mendengarkan segala nasihat-nasihat ayah dan ibunya. Oleh karena hal itu, Aisyah mendapatkan keridhaan kedua orang tua dan seluruh keluarganya dan Aisyah hidup bersama mereka dengan bahagia dan gembira.
Nabi Muhammad SAW adalah insan yang paling baik akhlaknya. Beliau sangat rendah hati dan qana’ah dengan apa yang dimilikinya, tidak pernah meminta sesuatu kepada orang lain, tidak pernah iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain, beliau bersabda: “Qana’ah adalah harta benda yang tidak akan pernah lenyap dan peti harta yang tidak akan pernah habis”. Dan disebutkan dalam hadits yang lain: “jangan pernah meminta-minta sesuatu kepada orang lain”. Nabi Muhammad SAW juga insan yang sangat murah hati, beliau tidak pernah marah, tidak pernah mencaci seseorang. Beliau bersabda: “sifat pemarah dapat merusak tatanan keimanan, seperti halnya cuka dapat merusak madu”. Beliau juga penyabar atas segala musibah dan penderitaan, memaafkan setiap orang yang menyakitinya, bahkan sampai mendoakan orang tersebut. Beliau bersabda: “Sifat pemaaf akan menambah kemuliaan seorang hamba, saling memaafkanlah kalian semua, maka Allah SWT akan memuliakan kalian”. Beliau juga sangat rendah hati (tawadhu) dengan anak kecil dan orang tua, ketika seseorang memanggilnya, beliau langsung menjawab: “Labbaika (Aku datang memenuhi panggilanmu)”. Dan disebutkan di dalam hadits: “Sifat tawadhu akan menambah kehormatan seorang hamba, saling tawadhu lah kalian, maka Allah SWT akan menyayangi kalian”. Nabi Muhammad adalah insan yang jujur dan dapat dipercaya, beliau sangat melarang perilaku pembohongan, penghianatan, dan melanggar janji. Beliau bersabda: “Tanda-tanda orang munafik ada 3, yaitu: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji, ia melanggar, dan jika dipercayai, ia menghianati”. Nabi Muhammad adalah sosok yang besar rasa belas kasih dan sayang: beliau tidak pernah menyakiti manusia ataupun hewan, menyayangi para fakir dan miskin, bersedekah banyak kepada mereka, selalu memenuhi panggilan mereka, suka makan bersama mereka, selalu menjenguk sebagian dari mereka yang sedang sakit, tidak pernah menolak seseorang yang meminta sesuatu kepadanya, dan jika beliau tidak mempunyai sesuatu, beliau akan berjanji untuk memberikannya di waktu yang lain, beliau bersabda: “Orang-orang yang menyayangi, maka akan di sayang Ar Rahman (Allah SWT)”. Nabi Muhammad sangat menyayangi seorang pelayan, tidak pernah membentaknya, bahkan memerintahkan kita untuk memaafkan pelayan jika melakukan kesalahan, beliau juga memerintahkan kita untuk menyayangi anak kecil, bahkan ketika beliau sedang menunaikan shalat dan kemudian mendengar suara tangisan seorang bayi, maka beliau langsung mempercepat shalatnya. Diceritakan pada suatu hari, Sayyidina Hasan RA – ketika masih kecil – mendatangi Nabi Muhammad SAW dan beliau dalam keadaan sedang menunaikan shalat. Kemudian, Sayyidina Hasan menaiki punggung Nabi Muhammad SAW padahal beliau dalam keadaan sedang sujud. Karena hal demikian, beliau memanjangkan sujudnya sebagai bentuk belas kasihan kepada Hasan RA sampai ia turun dari punggung beliau. Dalam hadits disebutkan: “Bukanlah bagian dari kami, seseorang yang tidak menyayangi anak-anak kecil diantara kita, dan tidak menghormati orang tua diantara kita”.
Nabi Muhammad SAW juga selalu memperbaiki interaksi dengan para sahabatnya: selalu tersenyum di hadapan mereka dan selalu menjadi penengah diantara mereka, selalu memulai uluk salam dan berjabat tangan, lebih mengutamakan mereka di atas dirinya sendiri, sehingga mereka lebih mencintainya dibandingkan dengan kecintaan mereka kepada diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Nabi Muhammad SAW juga merupakan pribadi yang sangat menghormati tetangga, selalu memerintahkan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Beliau bersabda kepada salah satu sahabatnya: “Jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikanlah kepada tetanggamu”. Beliau juga suka menjamu seorang tamu, beliau bersabda: “Siapa orangnya yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka muliakanlah seorang tamu”. Beliau juga memperbaikai hubunganya kepada seluruh keluarganya. Beliau bersabda: “Siapa orangnya yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturahim”. Nabi Muhammad SAW pernah meengenang janji persahabatan di masa lalu setelah wafatnya Sayyidah Khadijah RA: jika beliau menyembelih seekor domba, maka beliau akan membagikan dagingnya kepada para kerabat Khadijah. Disebutkan dalam hadits: “menepati janji merupakan bagian dari iman”. Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang suka mengatur segala aktifitasnya kemudian menuntaskannya, beliau bersabda: “sesungguhnya Allah telah menuliskan kebaikan atas segala sesuatu”. Beliau juga merupakan sosok yang suka dengan kebersihan dalam beberapa hal, seperti: makanannya, pakaiannya, dan tempat tinggalnya. Beliau juga memerintahkan untuk selalu bebersih sebagaimana yang disabdakan dalam hadits: “kebersihan merupakan bagian dari iman”. Apabila nabi Muhammad SAW sedang berjalan kaki, beliau tidak pernah menoleh ke kanan dan ke kiri, apabila makan tidak sampai kenyang. Beliau bersabda: sesungguhnya orang yang paling banyak kenyangnya di dunia, mereka adalah orang yang paling lama merasa kelaparan di hari kiamat”. Jika nabi sedang berbicara, maka beliau hanya berbicara sesuai kebutuhan. Disebutkan di dalam hadits: “siapa yang mau berdiam, ia akan selamat”. Nabi Muhammad SAW juga merupakan sosok yang selalu menjaga waktu-waktunya, kemudian menggunakan seluruh waktunya untuk taat kepada Tuhannya. Beliau bersabda: “renungilah 5 perkara sebelum 5 perkara: “hidupmu sebelum matimu”, kesehatanmu sebelum penyakitmu, waktu luangmu sebelum kesibukanmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, kekayaanmu sebelum kefakiranmu”.
Khadijah adalah anak perempuan yang shalihah: ayahnya, ibunya, dan seluruh guru-gurunya mencintainya, seluruh sahabatnyapun mencintainya, dan tidak luput setiap perempuan berharap akan memiliki anak perempuan seperti Khadijah. Salah satu dari kebiasaannya ketika ia hendak tidur adalah: menyebut nama Tuhannya, bersyukur kepadaNya agar ia dijaga sepanjang harinya dari segala bala dan penderitaan dengan berkata: Dengan menyebut namaMu Tuhan, aku hidup dan aku mati. Ketika Khadijah terbangun dari tidurnya, ia juga menyebut nama Tuhannya, bersyukur atas segala kenikmatan tidur yang mengistirahatkannya dari segala keletihannya, serta mengembalikan kepadanya rasa semangat seraya berkata: Segala puji bagi Allah, dzat yang telah menghidupkan kita setelah mewafatkan kita, dan kepadaNya lah kita dibangkitkan. Jika Khadijah hendak makan, ia berdoa terlebih dahulu: Dengan menyebut nama Allah dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dan ketika selesai makan, ia bersyukur kepada Allah atas nikmat makan, karena ia tahu bahwa Allah lah yang telah menjadikan untuknya makanan yang ia makan dengan berkata: segala puji bagi Allah dzat yang telah memberiku makanan ini dan memberikan rizqi tanpa adanya daya dan upaya dariku. Khadijah juga tidak melalaikan untuk melakukan sholat 5 waktu secara berjama’ah di setiap waktu-waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, membaca al-Qur’an. Ia juga takut untuk melakukan perbuatan jelek, baik ketika ia sedang sendirian ataupun di depan orang-orang karena ia tahu bahwa Allah akan selalu melihatna di setiap tempat. Tidak dapat dipungkiri bahwa Allah ridha dengan Khadijah dan Allah akan memasukkannya ke dalam surge karena Khadijah merupakan perempuan yang shalihah.
Ketahuilah wahai anak perempuan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mengagungkan Tuhanmu, Allah SWT, maka diwajibkan juga kepadamu untuk mengagungkan nabi Muhammad SAW dan keluarganya, mengisi hatimu dengan kecintaan kepadanya, sehingga kecintaanmu kepadanya jauh lebih besar dibandingkan dengan kecintaanmu kepada kedua orang tuamu dan dirimu sendiri. Hal demikian karena nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan agama Islam kepada kita dan karena beliaulah kita mengetahui Tuhan kita, membedakan kita antara halal dan haram. Disebutkan dalam hadits: “tidaklah salah satu diantara kalian beriman sehingga aku jauh lebih dicintai dibandingkan dengan anaknya, kedua orang tuanya, dan orang-orang seluruhnya”. Sesungguhnya tanda-tanda kecintaanmu kepada Tuhanmu adalah: engkau mencintai nabimu dan mengikutinya seperti halnya firman Allah ta’ala: (katakanlah jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, maka Allah akan mencintai kalian). Perbaikilah dirimu dengan segala nasihatnya, semua nasihatnya sangat berharga. Setiap orang yang mengikuti nasihatnya akan ditunjukkan ke jalan kebaikan dan dijauhkan dari kejahatan, serta dapat menghantarkan kepada kebahagiaan. Teladanilah akhlak nabi, karena semua akhlaknya sangat baik bahkan Allah ta’ala telah memuji nabi Muhammad dengan firmanNya: (Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur). Bahkan disebutkan dalam hadits: “Tuhanku telah mendidikku, maka ia telah memperbaiki pendidikanku”.
Wahai engkau perempuan yang mulia: dulu engkau belum ada di dunia ini, kemudian Tuhanmu menciptakanmu dan mempercantik wujudmu dengan memberikanmu dua pasang mata yang engkau gunakan untuk melihat segala sesuatu, memberikanmu dua pasang telinga yang engkau gunakan untuk mendengarkan berbagai suara, memberikanmu lisan yang engkau gunakan untuk berbicara, memberikanmu dua pasang tangan yang engkau gunakan di setiap kesibukanmu, memberikan dua pasang kaki yang engkau gunakan untuk berjalan mencari sesuatu yang bermanfaat untukmu dan sekaligus engkau gunakan untuk berjalan menjauhi segala sesuatu yang membahayakanmu. Allah ta’ala berfirman: (Dialah Allah yang telah mengeluarkan kalian dari dalam rahim ibu-ibu kalian, kalian tidak tahu segala sesuatu, dan Allah menjadikan untuk kalian pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian bersyukur) Kemudian Tuhanmu tidak menciptakanmu seperti hewan yang tidak berakal, akan tetapi justru Tuhanmulah yang memberikanmu akal yang digunakan untuk membedakan antara yang baik dan buruk, antara yang bagus dan jelek, dan Dialah Tuhanmu yang telah menyelipkan belas kasih dan sayang di dalam hati ayah dan ibumu, sehingga mereka berdua mendidikmu dengan pendidikan yang baik. Dialah Tuhan yang telah memberikanmu segala nikmat seperti: nikmat sehat dan afiyat, nikmat makan dan minum, serta nikmat tidur dan istirahat.
Engkau telah mengetahui bagaimana Allah telah menganugerahkanmu dengan nikmat-nikmatnya yang besar, maka dari itu engkau wajib mensyukuri nikmat-nikmat tersebut, yaitu dengan menyembah dan mengagungkanNya, memenuhi segala sesuatu yang telah diperintahkan kepadamu, meninggalkan segala sesuatu yang telah dilarangkan kepadamu, mencintaiNya lebih besar dibandingkan kecintaanmu kepada ayah dan ibumu, dan mencintaiNya lebih besar dibandingkan kecintaanmu kepada dirimu sendiri, meminta segala sesuatu yang baik kepadaNya, berdoa selalu agar diberikan petunjuk ke jalan kebaikan dan keselamatan, serta berdoa agar menjadikanmu bagian dari perempuan-perempuan yang baik, berbahagia di dunia dan di akhirat. Jika engkau bersyukur kepada Tuhanmu, memenuhi segala perintahnya, maka Allah SWT akan mencintaimu dan menjadikan seluruh umat manusia mencintaimu, menjagamu dari segala bala dan penderitaan, serta memberikanmu segala sesuatu yang engkau inginkan dan menambahkan kenikmatan-kenikmatanNya kepadamu, sebagaimana yang telah Allah firmankan di dalam Al –Qur’an: (jika kalian bersyukur, maka aku akan menambahkan nikmat-nikmatku kepada kalian) Engkau juga harus mencintai para malaikat, rasul dan nabiNya serta mencintai hamba-hambaNya yang shalih, karena Allah SWT mencintai mereka.
Seorang anak perempuan sudah seharusnya memiliki akhlak yang baik dimulai dari masa kecilnya agar ia dapat hidup sebagai orang yang dicintai di masa remajanya, yaitu: diridhai Tuhannya, dicintai keluarganya, dan dicintai seluruh umat manusia sehingga ia dapat memperoleh ketenangan di dalam kehidupannya. Seorang perempuan juga harus menjauhi segala akhlak yang tidak baik, agar ia tidak menjadi perempuan yang dibenci oleh Tuhannya, tidak dicintai keluarganya dan tidak dicintai oleh seluruh umat manusia sehingga ia sengsara di dalam kehidupannya.
Perempuan yang beradab adalah perempuan yang mampu menyayangi kedua orang tuanya, guru-gurunya, seluruh ikhwannya, seluruh akhwatnya, dan juga menyayangi setiap orang yang lebih tua darinya. Perempuan yang beradab adalah perempuan yang juga mampu menyayangi seluruh ikhwan dan akhwat juniornya serta menyayangi setiap orang yang lebih muda darinya. Perempuan yang beradab adalah perempuan yang jujur di setiap perkataannya, selalu tawadhu (merendahkan diri) dihadapan orang lain, tidak membangga-banggakan diri, sabar terhadap segala penderitaan, tidak suka dengan sifat pemarah dan mengeluh, tidak memutus tali persaudaraan dengan saudara-saudara perempuan yang lain, tidak saling mendebat atau bermusuhan dengan mereka, malu untuk melakukan perbuatan keji walaupun ia dalam keadaan sendirian karena ia hanya takut kepada Tuhannya, selalu mendengarkan nasihat-nasihat kedua orang tuanya dan seluruh guru-gurunya, selalu bertata karma di setiap keadaan: ketika makan, berjalan, berbicara atau ketika tidur.
Perempuan yang lancing adalah perempuan yang tidak memiliki tata krama dengan kedua orang tuanya, guru-gurunya, dan tidak menyayangi seseorang yang lebih tua darinya, tidak menyayangi seseorang yang lebih muda darinya, berbohong ketika berbicara, meninggikan suaranya ketika tertawa, suka mencaci maki, berbicara kotor, suka berdebat atau bertengkar, ingkar janji, mencemooh orang lain, bangga dengan diri sendiri, menghasud sesame perempuan, suka memfitnah, tidak malu untuk melakukan perbuatan keji, dan tidak mau mendengarkan nasihat.
Fathimah adalah anak perempuan kecil, akan tetapi ia memiliki adab atau sopan-santun. Karena hal inilah ia dicintai ayah dan ibunya. Fathimah juga anak yang cerdas: suka bertanya tentang sesuatu yang tidak diketahui olehnya. Pada suatu hari, Fathimah bertamasya dengan ibunya di kebun. Kemudian ia melihat pohon bunga mawar yang sangat indah akan tetapi pohon bunga mawar tersebut bengkok. Fathimahpun berkata: Betapa indahnya pohon ini! Akan tetapi, mengapa ia bengkok wahai ibuku? Sang ibupun menjawab: hal tersebut karena seorang petani tidak memperhatikan ketegakannya sejak masih kecil, sehingga jadilah pohon bunga mawae tersebut bengkok. Kemudian fathimah berkata: alngkah baiknya jika kita menegakkannya sekarang, akan tetapi sang ibu justru tersenyum seraya berkata kepadanya: hal tersebut tidak berpengaruh wahai anakku, karena pohon bunga mawar tersebut sudah besar dan batangnya pun sudah keras. Begitu juga dengan seorang anak perempuan yang tidak memiliki adab sejak masa kecilnya, maka tidak mungkin untuk beradab di masa remajanya